Hal di atas terjadi terutama di pagi hari, cuma ada donat purba tanpa SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dijual sama ibu-ibu penggosok baju koteka dari blok tetangga (yaa, tidak bisa dipungkiri lagi, para zombie tidak mampu (tidak rela, red) untuk mengeluarkan pesernya demi di-laundy-kan sang ibu, jadi blok tetangga saja yang ibu itu urusin, gak sampe blok zombie. Blok D. *sungguh mengenaskan*). Oke, kembali ke donat purba. Nah, donat itu selalu berubah-ubah rasanya. Kadang pagi itu kenyal-kenyal, kadang pagi lain dicapur terasi, kadang juga mengandung daging anak kucing. Gue gak tau lagi.
Tapi saudara-saudara, tetep aja donat itu laris dibeli zombie-zombie, terutama zombie SBM (Sabibot Bembibot Megabot) yang selalu berangkat berkelana bersama-sama setiap pagi. Dan jalan kaki. Sekali lagi tidak rela untuk mengeluarkan pesernya demi naik angkot pocong, angkot ungu cisitu, kecuali di situasi dan kondisi tertentu.
Perjalanan zombie SBM memang penuh dengan petualangan, namun seperti filem-filem Hollywood (atau mungkin Bollywood), perjalanan kami selalu diantar oleh seekor burung berkepala tiga. Gue kagak tau mukanya kayak gimana, tapi yang gue tau, dia selalu di atas pohon dan mengeluarkan suara seperti ini:
"TIT TUT TIT, TIT TUT TIT, TIT TUT TIIIIIT...!!!" *dengan nada do=Am, dalam tiga oktaf kenaikan. (Kalo gak kebayang nadanya, bisa tanya ke markas zombie twenty fourololololol..)
Setiap pagi. Ya, setiap pagi burung ini selalu mengantarkan kami memulai perjalanan ke sarang SBM, tempat misterius yang selalu menggunakan BBM (Blackbibot Megazord) sebagai jaringan komunikasi bahasa mereka. FINE. Sementara alat komunikasi kami adalah alat tak tergoncangkan. Undestructable devices. :) inilah asal mula mengapa Zombie Dambibot sangat membenci huruf B dan M, terkait kata SBM, BBM, dan BMW.
Burung kepala tiga. Ekspektasi kami adalah karena suara Tit Tut Tit yang selalu diucapkan tiga kali, maka bayangan yang ada dalam pikiran kami merupakan burung yang punya kepala tiga. Mungkin seperti ini penampakannya:
EKSPEKTASI PERTAMAX:
Ini sepertinya malah mirip bebek. Oke, ganti.
EKSPEKTASI KEDUAX:
Kalo yang ini lebih mirip ke zaman sansekerta. Sedangkan ini zaman zombie. Oke, bukan ini. Ganti.
EKSPEKTASI KETIGAX:
Hmm, Pokemon-nya keluar deh. Ganti.
EKSPEKTASI TERAKHIR. TINGKAT DEWA:
Nah, gue lebih mantep kalo ini aja ekspektasi kita. Oke, inilah burung kepala tiga yang gue maksud. FIXED.
Setelah kita dapat gambaran burung itu. gue mau ceritakan bagaimana dia bisa wafat. Gue sebenarnya kasian, dia kayak belum ngapa-ngapain, tau-tau gue ceritain kematian tragisnya. Tapi it's ok lah.. Berikut klimaks cerita:
Para zombie SBM sudah terlalu terbiasa dengan iringan suara burung ini. Sampai ketika di sebuah sungai kami melintas, burung kepala tiga bersuara: "Tit Tut Tit!" *baru satu kali tit tut tit*, seketika itu juga terdengar suara anjing menggonggong keras-keras, "Rawr!" lalu tiba-tiba setelah itu terdengar ledakan juga. Duarr! Kami terkejut ruarbiasa bukan kepalang. Lalu kami memandang satu sama lain dengan muka poker face. Iya, pikiran kami sama. Burung kepala tiga itu dimakan anjing lalu meledak. Wow, ini cerita bukan kejadian yang dibuat-buat meeeen! Ini FAKTA (atau f*ckta). Tapi urutan cerita memang tidak dibuat-buat.
Kami dalam perjalanan merenungi hal ini. Dan memang benar, burung ini tidak muncul lagi di keesokan paginya, atau pun lusanya, dan sampai selama-lama-lamanya. Mengapa burung ini begitu lemah? Meninggalkan kisah perjalanan zombie menuju penghancuran SBM, BBM, dan BMW-nya tidak sampai tamat. Sungguh disayangkan.
Sejak saat itu kami terus merindukan burung kepala tiga yang selalu setia menemani perjalanan kami. Selamat tinggal, Sobat! Kenangan akan dirimu tak akan kami lupakan. :'(
Mantap gan, bener2 terharu ane ngebacanya T_T. Burung yang selalu ngehibur kita tiap pagi telah meninggalkan kita, padahal kita belum dapat memberikan sesuatu yg berharga buat dia.
love you forever oh our bird.....
:cendol: