Sebenernya gue bingung ini mau dimasukin ke posting Kamar dan Tamu dan Penghuni Baru ato mau dibikin postingan baru. Akhirnya biar pemirsa tidak jenuh gue putuskan ini jadi postingan sendiri.
Kisah ini berawal dari cerita klasik legendaris nan menggelitik hati, antara........ups, jangan disebutin deh. Singkatnya gini. Suatu saat ibu teman gue berkunjung ke kosan gue. Waktu itu adalah masa-masa osjur bagi temen gue itu. Dan seperti osjur pada umumnya, banyak jarkom yang masuk HP temen gue itu -sebut saja dia Kumbang-. Kebetulan di HP Kumbang, si penyebar jarkom mengandung nama Rahmi. Dengan naluri keibuan, ibunda Kumbang menangkap bahwa putranya sedang kasmaran. Si Kumbang sendiri mengaku bahwa virus jambu merah saat itu sudah tidak ada padanya.
Kecurigaan sang ibu membuahkan hasil, sang anak terpergok menerima banyak SMS dari seseorang bernama Rahmi. Si Kumbang terima saja, karena dengan itu rahasianya kepada sang bunda justru aman. Ia merasa biasa saja ketika nama Rahmi disebut, karena memang bukan itu nama bunga yang pernah(atau mungkin masih) menghiasi hatinya. Sindiran ibunya dengan nama Rahmi tidak menggetarkan hatinya. Lo tau kan, kalau virus jambu merah merekah, nama doi disebut bikin hati cenat-cenut? Nah, ini untuk sementara waktu tidak akan terjadi pada si Kumbang.
Gue dan teman-teman gue memanfaatkan kejadian ini untuk menggunakan nama samaran 'Rahmi' dalam menyebut nama bunga yang pernah(atau mungkin masih) menghiasi hati si Kumbang. Buat si Kumbang, percayalah, ini niat baik kami agar si bunga yang pernah(atau mungkin masih) menghiasi hati lo bisa melayu di hati lo dengan lebih mudah jika memang itu yang lo inginkan sementara kami puas mengejekmu. Namun jika lo ingin si bunga yang pernah(atau mungkin masih) menghiasi hati lo mekar kembali, istilah 'Rahmi' ini akan menuntut kesungguhan lo. Katakan saja pada gue maka gue -ga tau zombies yg lain gimana- tidak akan pernah menyebut si bunga yang pernah(atau mungkin masih) menghiasi hati lo 'Rahmi' lagi.
Jujur postingan ini ga maksud bikin si Kumbang galau lagi atau tambah galau, bukan juga buat nyebar aib si Kumbang. Di akhir posting ini gue mau mendoakan si Kumbang dan kumbang-kumbang lainnya agar segera meninggalkan kegalauan dan segera menkonkretkan diri. Sia-sia masa muda kita dihabiskan untuk menggalau.
n.b.: bagi penggemar biologi, jangan bayangkan si Kumbang sebagai Kumbang Kotoran!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment