Labels:
Sepenggal kisah
Gue lagi ga bisa tidur. Akhirnya gue putus! Eh maksudnya gue putuskan gue mau nulis hal-hal ga jelas di acara Leadership Series-nya QB International. Kali ini ga cuma zombie aja yg masuk cerita lho. Keren kaan? *dibaca aja belom*
Waktu berangkat, rombongan gue harus menunggu Soto Koya yang datang terlambat. Dan di perjalanan gue melihat tulisan di bus "Pulang Malu, Tidak Pulang Rindu". Dan dalam waktu yang sama dengan waktu yang dibutuhkan sel saraf untuk menyalurkan impuls dari mata ke otak lalu ke sumsum tulang belakang lalu ke pinggang, bahu, tangan dan mata, gue menoleh dan melihat si Soto Koya. Gue teringat si Soto Koya dan problematika hidupnya. Soto Koya malah berusaha menularkan kegalauannya dengan menyuruh gue memutar lagu galau di memory card-nya. Sampai di lagu Pelangi di Matamu karya Jamrud, tiba-tiba Habibot memberi narasi separti di pelatihan-pelatihan ESQ. "Ingat, saat ayah kalian bekerja keras kalian malah.....", ocehnya.
Gue waktu pertama ambil makan gue papasan sama bu Betti (ga berani di-bot-kan. haha). Sebagaimana ular yang tidak makan sebulan, gue ambil makan lagi. Nah yang kedua ini gue diliatin bu Betti. Gue pun melakukan gerakan mengangguk sok sopan dan menyapa beliau lagi. Nah, sebagaimana ular yang tidak makan sebulan, gue berencana ambil makan yang ketiga. Kali ini gue mematangkan rencana gue. Sebagaimana ular yang tidak mekan sebulan, gue mengecek keadaan. Sebenarnya yang paling gue cari tau itu posisi bu Betti biar ga kepergok lagi. Dan gue malah menemukan fakta ini: Kak Badabot, Ichabot, Topbot, dan Verbot berkali-kali ambil makanan. Dan gue rasa mereka jenius atau mungkin gue lupa insting gue sebagaimana ular yang tidak makan sebulan. Mereka menyantap makanannya di dekat makanan itu diambil. Dan makanan yang mereka anggap akan menjadi yang terakhir mereka bawa ke tempat duduk.
Akhirnya setelah keadaan cukup aman, bu Betti sedang berbincang-bincang dan banyak yang ambil makanan, gue siapkan diri untuk berburu. Ketika akan membawa makanan ke tempat duduk, bu Betti selesai ngobrol lalu berpapasan lagi dengan gue. Untung sebelum saya melakukan aksi malu-malu kucing, Pak DL muncul dan gue alihkan perhatian bu Betti dengan menyapa beliau. Beberapa saat kemudian sobat GL dan Nyambi selesai makan dan minta dibantu membawa piring dan gelas mereka yang kotor. Naasnya gue berpapasan lagi dengan bu Betti dengan membawa dua gelas kotor.
Suatu saat gue menemani sobat GL gue untuk menyapa Pak DL karena mereka memiliki hubungan khusus. Hubungan mereka sangat mengharukan namun bukan saat ini menceritakan hal tersebut. Pendek kata, kami yang berniat menghampiri beliau malah terkesan menguntit beliau. Waktu pertama kami datangi, beliau sedang ngobrol. Kami pun pura-pura ngobrol juga di dekat situ. Ketika beliau selesai, kami hampiri. Ketika sudah dekat, beliau ngobrol dengan orang lain lagi. Kira-kira 2-3 kali kejadian tersebut berulang.
Sesi seminar sangatlah inspiratif. Gue terkesan dengan para pembicara. Klimaksnya adalah pertanyaan sangat rumit dari Kak Verbot. Beliau tanya tentang ventura dan Indonesia yang esensinya tidak gue pahami. Bu Betti sebagai moderator memberikan tanggapan, "Fokus kuliah dulu Ver". Rasanya yang aktivis pasti memahami kenapa gue bold perkataan bu Betti.
Di akhir seminar, Tikbot a.k.a RRAMBOT malu-malu minta kartu nama seorang pembicara. Sebenarnya prosesnya cukup lucu, tapi ada hal yang sangat lucu yang membuat semua hal di atas menjadi garing.
Selesai acara, gue dan zombies dan para sahabatnya menuju tempat makan, mencari sesuap nasi. Namun kenyataan berkata lain, semua camilan habis, tinggal beberapa gelintir bolu. Ketika mendekati tempat itu, gue melihat Marianbot sebagaimana ular yang tidak makan sebulan mengambil beberapa sachet gula di tempat meracik minuman. Dan dalam kecepatan yang lebih cepat dari reflek gue di kejadian saat berangkat, gue berkata dengan suara yang cukup jelas. "Wah, wah. Kayak kelaparan banget kamu. Udah Bot, ambil aja yang banyak. Lumayan buat stok di kosan." Dan bapak-bapak di dekat gue menimpali. Gue yang sibuk tertawa lupa apa yang disampaikan si bapak. Yang jelas hal itu membuat si Mariabot salah tingkah dan membuat dia mengambil lebih banyak lagi. Gue yang merasa tugas gue membully si Mariabot sudah diambil alih si bapak, langsung menyibukkan diri mengunyah bolu bersama Habibot dan Nyambi. Kami bertiga tertawa-tawa gila. Jika tadi rasa malu gue mungkin hanya perasaan gue saja, kali ini jelas-jelas Mariabot diceramahi agak lama. Mungkin ini sebab di akhir perjalanan pulang perut gue sakit.
Kami pun segera keluar dari Energy Building, tempat seminar berlangsung. Nyambi yang duduk di pinggir kolam melakukan gerakan mendayung perahu. Entah apa esensinya. Sambil menunggu travel datang, kami bermain bersama dengan penuh keceriaan di depan Energy Building. Dari ucapan sok serius tentang polusi cahaya, hingga Habibot yang menirukan adegan-adegan di film Arahan. Tikbot sempat ditegur karena duduk di tempat yang layak menjadi tempat duduk tapi ternyata tidak boleh digunakan duduk. Setelah ditegur, Habibot yang datang dari dunianya langsung tidur di tempat itu. Jelas saja dia langsung dimarahi oleh satpam yang menegur Tikbot tadi.
Di akhir tulisan ini gue entah kenapa berimajinasi bahwa The Energy Building akan jadi sarang zombie..
Just Another Diary
Gue lagi ga bisa tidur. Akhirnya gue putus! Eh maksudnya gue putuskan gue mau nulis hal-hal ga jelas di acara Leadership Series-nya QB International. Kali ini ga cuma zombie aja yg masuk cerita lho. Keren kaan? *dibaca aja belom*
Waktu berangkat, rombongan gue harus menunggu Soto Koya yang datang terlambat. Dan di perjalanan gue melihat tulisan di bus "Pulang Malu, Tidak Pulang Rindu". Dan dalam waktu yang sama dengan waktu yang dibutuhkan sel saraf untuk menyalurkan impuls dari mata ke otak lalu ke sumsum tulang belakang lalu ke pinggang, bahu, tangan dan mata, gue menoleh dan melihat si Soto Koya. Gue teringat si Soto Koya dan problematika hidupnya. Soto Koya malah berusaha menularkan kegalauannya dengan menyuruh gue memutar lagu galau di memory card-nya. Sampai di lagu Pelangi di Matamu karya Jamrud, tiba-tiba Habibot memberi narasi separti di pelatihan-pelatihan ESQ. "Ingat, saat ayah kalian bekerja keras kalian malah.....", ocehnya.
Gue waktu pertama ambil makan gue papasan sama bu Betti (ga berani di-bot-kan. haha). Sebagaimana ular yang tidak makan sebulan, gue ambil makan lagi. Nah yang kedua ini gue diliatin bu Betti. Gue pun melakukan gerakan mengangguk sok sopan dan menyapa beliau lagi. Nah, sebagaimana ular yang tidak makan sebulan, gue berencana ambil makan yang ketiga. Kali ini gue mematangkan rencana gue. Sebagaimana ular yang tidak mekan sebulan, gue mengecek keadaan. Sebenarnya yang paling gue cari tau itu posisi bu Betti biar ga kepergok lagi. Dan gue malah menemukan fakta ini: Kak Badabot, Ichabot, Topbot, dan Verbot berkali-kali ambil makanan. Dan gue rasa mereka jenius atau mungkin gue lupa insting gue sebagaimana ular yang tidak makan sebulan. Mereka menyantap makanannya di dekat makanan itu diambil. Dan makanan yang mereka anggap akan menjadi yang terakhir mereka bawa ke tempat duduk.
Akhirnya setelah keadaan cukup aman, bu Betti sedang berbincang-bincang dan banyak yang ambil makanan, gue siapkan diri untuk berburu. Ketika akan membawa makanan ke tempat duduk, bu Betti selesai ngobrol lalu berpapasan lagi dengan gue. Untung sebelum saya melakukan aksi malu-malu kucing, Pak DL muncul dan gue alihkan perhatian bu Betti dengan menyapa beliau. Beberapa saat kemudian sobat GL dan Nyambi selesai makan dan minta dibantu membawa piring dan gelas mereka yang kotor. Naasnya gue berpapasan lagi dengan bu Betti dengan membawa dua gelas kotor.
Suatu saat gue menemani sobat GL gue untuk menyapa Pak DL karena mereka memiliki hubungan khusus. Hubungan mereka sangat mengharukan namun bukan saat ini menceritakan hal tersebut. Pendek kata, kami yang berniat menghampiri beliau malah terkesan menguntit beliau. Waktu pertama kami datangi, beliau sedang ngobrol. Kami pun pura-pura ngobrol juga di dekat situ. Ketika beliau selesai, kami hampiri. Ketika sudah dekat, beliau ngobrol dengan orang lain lagi. Kira-kira 2-3 kali kejadian tersebut berulang.
Sesi seminar sangatlah inspiratif. Gue terkesan dengan para pembicara. Klimaksnya adalah pertanyaan sangat rumit dari Kak Verbot. Beliau tanya tentang ventura dan Indonesia yang esensinya tidak gue pahami. Bu Betti sebagai moderator memberikan tanggapan, "Fokus kuliah dulu Ver". Rasanya yang aktivis pasti memahami kenapa gue bold perkataan bu Betti.
Di akhir seminar, Tikbot a.k.a RRAMBOT malu-malu minta kartu nama seorang pembicara. Sebenarnya prosesnya cukup lucu, tapi ada hal yang sangat lucu yang membuat semua hal di atas menjadi garing.
Selesai acara, gue dan zombies dan para sahabatnya menuju tempat makan, mencari sesuap nasi. Namun kenyataan berkata lain, semua camilan habis, tinggal beberapa gelintir bolu. Ketika mendekati tempat itu, gue melihat Marianbot sebagaimana ular yang tidak makan sebulan mengambil beberapa sachet gula di tempat meracik minuman. Dan dalam kecepatan yang lebih cepat dari reflek gue di kejadian saat berangkat, gue berkata dengan suara yang cukup jelas. "Wah, wah. Kayak kelaparan banget kamu. Udah Bot, ambil aja yang banyak. Lumayan buat stok di kosan." Dan bapak-bapak di dekat gue menimpali. Gue yang sibuk tertawa lupa apa yang disampaikan si bapak. Yang jelas hal itu membuat si Mariabot salah tingkah dan membuat dia mengambil lebih banyak lagi. Gue yang merasa tugas gue membully si Mariabot sudah diambil alih si bapak, langsung menyibukkan diri mengunyah bolu bersama Habibot dan Nyambi. Kami bertiga tertawa-tawa gila. Jika tadi rasa malu gue mungkin hanya perasaan gue saja, kali ini jelas-jelas Mariabot diceramahi agak lama. Mungkin ini sebab di akhir perjalanan pulang perut gue sakit.
Kami pun segera keluar dari Energy Building, tempat seminar berlangsung. Nyambi yang duduk di pinggir kolam melakukan gerakan mendayung perahu. Entah apa esensinya. Sambil menunggu travel datang, kami bermain bersama dengan penuh keceriaan di depan Energy Building. Dari ucapan sok serius tentang polusi cahaya, hingga Habibot yang menirukan adegan-adegan di film Arahan. Tikbot sempat ditegur karena duduk di tempat yang layak menjadi tempat duduk tapi ternyata tidak boleh digunakan duduk. Setelah ditegur, Habibot yang datang dari dunianya langsung tidur di tempat itu. Jelas saja dia langsung dimarahi oleh satpam yang menegur Tikbot tadi.
Di akhir tulisan ini gue entah kenapa berimajinasi bahwa The Energy Building akan jadi sarang zombie..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment