Just Another Diary


Gue lagi ga bisa tidur. Akhirnya gue putus! Eh maksudnya gue putuskan gue mau nulis hal-hal ga jelas di acara Leadership Series-nya QB International. Kali ini ga cuma zombie aja yg masuk cerita lho. Keren kaan? *dibaca aja belom*

Waktu berangkat, rombongan gue harus menunggu Soto Koya yang datang terlambat. Dan di perjalanan gue melihat tulisan di bus "Pulang Malu, Tidak Pulang Rindu". Dan dalam waktu yang sama dengan waktu yang dibutuhkan sel saraf untuk menyalurkan impuls dari mata ke otak lalu ke sumsum tulang belakang lalu ke pinggang, bahu, tangan dan mata, gue menoleh dan melihat si Soto Koya. Gue teringat si Soto Koya dan problematika hidupnya. Soto Koya malah berusaha menularkan kegalauannya dengan menyuruh gue memutar lagu galau di memory card-nya. Sampai di lagu Pelangi di Matamu karya Jamrud, tiba-tiba Habibot memberi narasi separti di pelatihan-pelatihan ESQ. "Ingat, saat ayah kalian bekerja keras kalian malah.....", ocehnya.

Gue waktu pertama ambil makan gue papasan sama bu Betti (ga berani di-bot-kan. haha). Sebagaimana ular yang tidak makan sebulan, gue ambil makan lagi. Nah yang kedua ini gue diliatin bu Betti. Gue pun melakukan gerakan mengangguk sok sopan dan menyapa beliau lagi. Nah, sebagaimana ular yang tidak makan sebulan, gue berencana ambil makan yang ketiga. Kali ini gue mematangkan rencana gue. Sebagaimana ular yang tidak mekan sebulan, gue mengecek keadaan. Sebenarnya yang paling gue cari tau itu posisi bu Betti biar ga kepergok lagi. Dan gue malah menemukan fakta ini: Kak Badabot, Ichabot, Topbot, dan Verbot berkali-kali ambil makanan. Dan gue rasa mereka jenius atau mungkin gue lupa insting gue sebagaimana ular yang tidak makan sebulan. Mereka menyantap makanannya di dekat makanan itu diambil. Dan makanan yang mereka anggap akan menjadi yang terakhir mereka bawa ke tempat duduk.
Akhirnya setelah keadaan cukup aman, bu Betti sedang berbincang-bincang dan banyak yang ambil makanan, gue siapkan diri untuk berburu. Ketika akan membawa makanan ke tempat duduk, bu Betti selesai ngobrol lalu berpapasan lagi dengan gue. Untung sebelum saya melakukan aksi malu-malu kucing, Pak DL muncul dan gue alihkan perhatian bu Betti dengan menyapa beliau. Beberapa saat kemudian sobat GL dan Nyambi selesai makan dan minta dibantu membawa piring dan gelas mereka yang kotor. Naasnya gue berpapasan lagi dengan bu Betti dengan membawa dua gelas kotor.

Suatu saat gue menemani sobat GL gue untuk menyapa Pak DL karena mereka memiliki hubungan khusus. Hubungan mereka sangat mengharukan namun bukan saat ini menceritakan hal tersebut. Pendek kata, kami yang berniat menghampiri beliau malah terkesan menguntit beliau. Waktu pertama kami datangi, beliau sedang ngobrol. Kami pun pura-pura ngobrol juga di dekat situ. Ketika beliau selesai, kami hampiri. Ketika sudah dekat, beliau ngobrol dengan orang lain lagi. Kira-kira 2-3 kali kejadian tersebut berulang.

Sesi seminar sangatlah inspiratif. Gue terkesan dengan para pembicara. Klimaksnya adalah pertanyaan sangat rumit dari Kak Verbot. Beliau tanya tentang ventura dan Indonesia yang esensinya tidak gue pahami. Bu Betti sebagai moderator memberikan tanggapan, "Fokus kuliah dulu Ver". Rasanya yang aktivis pasti memahami kenapa gue bold perkataan bu Betti.

Di akhir seminar, Tikbot a.k.a RRAMBOT malu-malu minta kartu nama seorang pembicara. Sebenarnya prosesnya cukup lucu, tapi ada hal yang sangat lucu yang membuat semua hal di atas menjadi garing.

Selesai acara, gue dan zombies dan para sahabatnya menuju tempat makan, mencari sesuap nasi. Namun kenyataan berkata lain, semua camilan habis, tinggal beberapa gelintir bolu. Ketika mendekati tempat itu, gue melihat Marianbot sebagaimana ular yang tidak makan sebulan mengambil beberapa sachet gula di tempat meracik minuman. Dan dalam kecepatan yang lebih cepat dari reflek gue di kejadian saat berangkat, gue berkata dengan suara yang cukup jelas. "Wah, wah. Kayak kelaparan banget kamu. Udah Bot, ambil aja yang banyak. Lumayan buat stok di kosan." Dan bapak-bapak di dekat gue menimpali. Gue yang sibuk tertawa lupa apa yang disampaikan si bapak. Yang jelas hal itu membuat si Mariabot salah tingkah dan membuat dia mengambil lebih banyak lagi. Gue yang merasa tugas gue membully si Mariabot sudah diambil alih si bapak, langsung menyibukkan diri mengunyah bolu bersama Habibot dan Nyambi. Kami bertiga tertawa-tawa gila. Jika tadi rasa malu gue mungkin hanya perasaan gue saja, kali ini jelas-jelas Mariabot diceramahi agak lama. Mungkin ini sebab di akhir perjalanan pulang perut gue sakit.

Kami pun segera keluar dari Energy Building, tempat seminar berlangsung. Nyambi yang duduk di pinggir kolam melakukan gerakan mendayung perahu. Entah apa esensinya. Sambil menunggu travel datang, kami bermain bersama dengan penuh keceriaan di depan Energy Building. Dari ucapan sok serius tentang polusi cahaya, hingga Habibot yang menirukan adegan-adegan di film Arahan. Tikbot sempat ditegur karena duduk di tempat yang layak menjadi tempat duduk tapi ternyata tidak boleh digunakan duduk. Setelah ditegur, Habibot yang datang dari dunianya langsung tidur di tempat itu. Jelas saja dia langsung dimarahi oleh satpam yang menegur Tikbot tadi.

Di akhir tulisan ini gue entah kenapa berimajinasi bahwa The Energy Building akan jadi sarang zombie..

Galau Night

Gue sampai liburan semester ini belum pernah nonton di XXI.
Sekalinya nonton, dibayarin!

Gue sampai sekarang belum pernah ke Ancol.
Sekalinya ke sana, dibayarin!

Gue sampai lulus SMA belum pernah ke Jawa Barat.
Sekalinya ke sana, kuliah di ITB, dibayarin pula!

Gue sampai akhir TPB belum pernah ke Jakarta.
Sekarang 4x ke sana, dibayarin terus!

Kapan ya bakal bisa bayarin orang?

Seriiing banget gue pengen segera beranjak dari posisi ini.
Dari yang ditraktir ke pentraktir.

Seriiing banget gue malu.
Dapet banyak gratisan, minim prestasi.
Ga perlu disebutin lah gimana banyak kerjaan gue yg beres pun engga.
Kalau gue lulus kuliah, gue juga ga yakin selama ini udah maksimal.

Seriiing banget gue pengen nangis tapi ga bisa.
Dikasih nikmat, nglakuin yang sia-sia.
Ga perlu disebutin lah gimana gue bisa-bisanya larut di hal-hal yg ga jelas.
Gue bisa berkilah refreshing atau apa pun, tapi sekarang hati nurani gue yg bicara.

Kata orang kuliah gue biaya aslinya 28 juta per semester.
Ditekan dengan perasan keringat manusia negeri berkembang ini jadi sekitar 100 juta per 4 tahun.
Dihimpit dengan beban pikiran dan keikhlasan ekstra dari orang-orang hebat, jadilah kuliah gue gratis.

"Kampus kalian adalah tempat yg terlalu mahal untuk bercita-cita rendah."
Jleb!
Di tengah semester kemarin, di mana nilai gue jeblok, melalui lisan guru gue Allah menegur.
Menohok kesadaran gue, tapi secara jujur memang tohokan itu yg gue butuhin.

Kata 'ibu' gue, "Fokus kuliah dulu aja."

Thanks 'Mom', sedikit banyak itu mengurangi keresahan gue..


And also...
Thanks Kak Verbot, for asking your 'unreachable-for-my-mind-now' question :D

Jambu Merah II

Penyakit hati ini ibarat candu
Kau tahu kau terganggu, tapi kau menikmatinya dan tidak mau lepas darinya

Penyakit hati ini ibarat cincin yang dibawa Frodo di LOTR
Ketika kau tahu temanmu ada yang memilinya, kadang tanpa sadar kau akan berusaha memilikinya. Godaannya sangat kuat, bahkan kadang menjangkiti teman seperjuangan yang seharusnya dibantu.

Penyakit hati ini ibarat menunggu pijat getar syaraf selesai
Menyiksa ketika belum waktunya, dan dengan penuh harap kita meyakinkan diri bahwa hal itu akan indah pada waktunya

Penyakit hati ini ibarat gelombang diskrit
Tiba-tiba berdebar, tiba-tiba kecewa, tiba-tiba melambung, tiba-tiba bahagia, tiba-tiba ngambek.

Penyakit hati ini ibarat diare
Begini salah, begitu salah, inginnya segera meluapkan perasaan. Berjuta kata disusun, berbagai kondisi dirancang. Ketika diluapkan, ternyata hanya sedikit yang bisa diungkapkan.


Jambu merah oh jambu merah...
Berjuta kawanku terlena menikmatimu,
Hingga banyak yang lupa untuk berprinsip
Hingga banyak yang lupa derita bangsanya
Hingga banyak yang lupa peluang masa mudanya

Jambu merah oh jambu merah...
Berapa banyak persahabatan jatuh karenamu ?
Berapa banyak bakti pada orang tua yang hancur karenamu ?
Bahkan, berapa banyak lembaga yang hancur karenamu ?

Ketika jambu merah merekah, rasanya ingin cepat nikah, walapun belum tahu besok mau hutang sama siapa

Bersabarlah, kawan ^^

N.b: menulis "Merah Jambu Series" serasa kembali ke masa-masa galau

How to save your self-esteem

Jangan dikata para zombie ini cuma nyampah doang yah, nih tips-tips jitu aman hidup berzombie ria di kosan, selamat menyimak :D
·         Jangan taruh HP sembarangan. Ini sangat fatal. Biasanya yang menjadi sasaran utama adalah game yang bernama inbox. Yang paling parah adalah saat gue pernah dibuatkan janji dengan seorang perempuan melalui HP gue sendiri!

·         Tutup mulutmu rapat-rapat jika ada yang mau dirahasiakan. Jangan sampai ada kebocoran akses sedikit pun! "Dinding kosan bisa berbicara", adalah istilah yang menurut gue sangat tepat. Diam adalah sikap yang baik dan benar. Jangan buat temen lo penasaran juga ya...

·         Pastikan akun jejaring sosial lo telah keluar! Pembajakan terjadi karena ada kesempatan! Waspadalah!

·         Jika diri lo telah ternoda, pikir dulu baik-baik apa langkah selanjutnya. Keep calm Bro! Siapa tahu di balik keusilan temen lo ada 'hikmah yang bisa dimanfaatkan dengan baik'. Contoh, Soto Koya adalah orang yang sering jadi korban pembajakan status facebook. Suatu saat jiwa narsisnya muncul dan ia ingin menarik perhatian betina incarannya. Ia pun menulis status narsis lalu beberapa saat kemudian ia mengaku bahwa ia telah dibajak.

·         Jangan melakukan tindakan mencurigakan seperti mengunci kamar di jam-jam tertentu lalu menelepon dengan suara yang dipelankan, senyum-senyum sendiri ketika temen lo merasa saat itu seharusnya lo tidak senyum-senyum sendiri, dan lain-lain.

·         Cukuplah Yang Maha Kuasa sebagai penjaga rahasia lo. Jangan umbar aib lo sendiri dengan alasan apa pun, apalagi jika hanya untuk membuat temen lo tertawa. Percayalah, masih banyak hal di dunia ini yang bisa ditertawakan. Dan percayalah, aib lo suatu saat bisa digunakan untuk menyerangmu habis-habisan!

·         Wajarlah dalam mengomentari seseorang. Jika berlebih, habis kau! Apalagi jika tentang perempuan.

·         Segeralah menikah!

·         Jika lo memiliki hal yang ingin disembunyikan, segera pergi dari suatu forum bila arah pembicaraan forum itu mengarah ke hal yang ingin lo sembunyikan. Misal, kalau lo sedang merasa memiliki seseorang yang sangat lo harapkan menjadi pasangan hidupmu kelak, ngacir aja waktu temen-temen lo mulai mengadakan 'interogasi'.

·         Belajarlah silat, terutama silat lidah. Untuk menjaga hubungan persahabatan dan pertetanggaan awet, hindari berbohong! Itulah kenapa silat lidah sangat penting.

·         Baca berita terkini agar bisa mengalihkan pembicaraan.


Susah memang menjaga harga diri di antara teman-teman kosan yang akan 4 tahun terus bersama. Tapi jangan sampai dalam rangka menjaga harga diri lo malah lupa diri. Sikapi saja dengan bijak apa yang akan terjadi. Gue yakin, istri temen-temen kosan gue akan berhutang dengan teman-teman kosannya, karena sebagian kedewasaan kami akan ditempa di sini.

Ayo Semangat Nulisnya!


Mungkin ga ya, yang baca dari negara lain itu pemain film yg kami tonton? Masalahnya yang kami tonton hampir semuanya produksi ketiga negara tersebut!

Ya udahlah, ayo jadi manusia produktif!!

The Legend Of Rahmi

Sebenernya gue bingung ini mau dimasukin ke posting Kamar dan Tamu dan Penghuni Baru ato mau dibikin postingan baru. Akhirnya biar pemirsa tidak jenuh gue putuskan ini jadi postingan sendiri.

Kisah ini berawal dari cerita klasik legendaris nan menggelitik hati, antara........ups, jangan disebutin deh. Singkatnya gini. Suatu saat ibu teman gue berkunjung ke kosan gue. Waktu itu adalah masa-masa osjur bagi temen gue itu. Dan seperti osjur pada umumnya, banyak jarkom yang masuk HP temen gue itu -sebut saja dia Kumbang-. Kebetulan di HP Kumbang, si penyebar jarkom mengandung nama Rahmi. Dengan naluri keibuan, ibunda Kumbang menangkap bahwa putranya sedang kasmaran. Si Kumbang sendiri mengaku bahwa virus jambu merah saat itu sudah tidak ada padanya.

Kecurigaan sang ibu membuahkan hasil, sang anak terpergok menerima banyak SMS dari seseorang bernama Rahmi. Si Kumbang terima saja, karena dengan itu rahasianya kepada sang bunda justru aman. Ia merasa biasa saja ketika nama Rahmi disebut, karena memang bukan itu nama bunga yang pernah(atau mungkin masih) menghiasi hatinya. Sindiran ibunya dengan nama Rahmi tidak menggetarkan hatinya. Lo tau kan, kalau virus jambu merah merekah, nama doi disebut bikin hati cenat-cenut? Nah, ini untuk sementara waktu tidak akan terjadi pada si Kumbang.

Gue dan teman-teman gue memanfaatkan kejadian ini untuk menggunakan nama samaran 'Rahmi' dalam menyebut nama bunga yang pernah(atau mungkin masih) menghiasi hati si Kumbang. Buat si Kumbang, percayalah, ini niat baik kami agar si bunga yang pernah(atau mungkin masih) menghiasi hati lo bisa melayu di hati lo dengan lebih mudah jika memang itu yang lo inginkan sementara kami puas mengejekmu. Namun jika lo ingin si bunga yang pernah(atau mungkin masih) menghiasi hati lo mekar kembali, istilah 'Rahmi' ini akan menuntut kesungguhan lo. Katakan saja pada gue maka gue -ga tau zombies yg lain gimana- tidak akan pernah menyebut si bunga yang pernah(atau mungkin masih) menghiasi hati lo 'Rahmi' lagi.

Jujur postingan ini ga maksud bikin si Kumbang galau lagi atau tambah galau, bukan juga buat nyebar aib si Kumbang. Di akhir posting ini gue mau mendoakan si Kumbang dan kumbang-kumbang lainnya agar segera meninggalkan kegalauan dan segera menkonkretkan diri. Sia-sia masa muda kita dihabiskan untuk menggalau.

n.b.: bagi penggemar biologi, jangan bayangkan si Kumbang sebagai Kumbang Kotoran!

Kematian Tragis Burung Kepala Tiga

Dahulu di zaman batu, gue dan kawan-kawan zombie masih hidup nomaden di sebuah gua Kidang Pananjung namanya. Semua zombie masih terlihat seperti biasa, meraung-raung mencari makan (hunting and gathering), mengais-ais segala yang bisa dimakan.

Hal di atas terjadi terutama di pagi hari, cuma ada donat purba tanpa SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dijual sama ibu-ibu penggosok baju koteka dari blok tetangga (yaa, tidak bisa dipungkiri lagi, para zombie tidak mampu (tidak rela, red) untuk mengeluarkan pesernya demi di-laundy-kan sang ibu, jadi blok tetangga saja yang ibu itu urusin, gak sampe blok zombie. Blok D. *sungguh mengenaskan*). Oke, kembali ke donat purba. Nah, donat itu selalu berubah-ubah rasanya. Kadang pagi itu kenyal-kenyal, kadang pagi lain dicapur terasi, kadang juga mengandung daging anak kucing. Gue gak tau lagi.

Tapi saudara-saudara, tetep aja donat itu laris dibeli zombie-zombie, terutama zombie SBM (Sabibot Bembibot Megabot) yang selalu berangkat berkelana bersama-sama setiap pagi. Dan jalan kaki. Sekali lagi tidak rela untuk mengeluarkan pesernya demi naik angkot pocong, angkot ungu cisitu, kecuali di situasi dan kondisi tertentu.

Perjalanan zombie SBM memang penuh dengan petualangan, namun seperti filem-filem Hollywood (atau mungkin Bollywood), perjalanan kami selalu diantar oleh seekor burung berkepala tiga. Gue kagak tau mukanya kayak gimana, tapi yang gue tau, dia selalu di atas pohon dan mengeluarkan suara seperti ini:

"TIT TUT TIT, TIT TUT TIT, TIT TUT TIIIIIT...!!!" *dengan nada do=Am, dalam tiga oktaf kenaikan. (Kalo gak kebayang nadanya, bisa tanya ke markas zombie twenty fourololololol..)

Setiap pagi. Ya, setiap pagi burung ini selalu mengantarkan kami memulai perjalanan ke sarang SBM, tempat misterius yang selalu menggunakan BBM (Blackbibot Megazord) sebagai jaringan komunikasi bahasa mereka. FINE. Sementara alat komunikasi kami adalah alat tak tergoncangkan. Undestructable devices. :) inilah asal mula mengapa Zombie Dambibot sangat membenci huruf B dan M, terkait kata SBM, BBM, dan BMW.

Burung kepala tiga. Ekspektasi kami adalah karena suara Tit Tut Tit yang selalu diucapkan tiga kali, maka bayangan yang ada dalam pikiran kami merupakan burung yang punya kepala tiga. Mungkin seperti ini penampakannya:

EKSPEKTASI PERTAMAX:
Ini sepertinya malah mirip bebek. Oke, ganti.  

EKSPEKTASI KEDUAX:
Kalo yang ini lebih mirip ke zaman sansekerta. Sedangkan ini zaman zombie. Oke, bukan ini. Ganti. 

EKSPEKTASI KETIGAX:
Hmm, Pokemon-nya keluar deh. Ganti.

EKSPEKTASI TERAKHIR. TINGKAT DEWA:

Nah, gue lebih mantep kalo ini aja ekspektasi kita. Oke, inilah burung kepala tiga yang gue maksud. FIXED.

Setelah kita dapat gambaran burung itu. gue mau ceritakan bagaimana dia bisa wafat. Gue sebenarnya kasian, dia kayak belum ngapa-ngapain, tau-tau gue ceritain kematian tragisnya. Tapi it's ok lah.. Berikut klimaks cerita:

Para zombie SBM sudah terlalu terbiasa dengan iringan suara burung ini. Sampai ketika di sebuah sungai kami melintas, burung kepala tiga bersuara: "Tit Tut Tit!" *baru satu kali tit tut tit*, seketika itu juga terdengar suara anjing menggonggong keras-keras, "Rawr!" lalu tiba-tiba setelah itu terdengar ledakan juga. Duarr! Kami terkejut ruarbiasa bukan kepalang. Lalu kami memandang satu sama lain dengan muka poker face. Iya, pikiran kami sama. Burung kepala tiga itu dimakan anjing lalu meledak. Wow, ini cerita bukan kejadian yang dibuat-buat meeeen! Ini FAKTA (atau f*ckta). Tapi urutan cerita memang tidak dibuat-buat.

Kami dalam perjalanan merenungi hal ini. Dan memang benar, burung ini tidak muncul lagi di keesokan paginya, atau pun lusanya, dan sampai selama-lama-lamanya. Mengapa burung ini begitu lemah? Meninggalkan kisah perjalanan zombie menuju penghancuran SBM, BBM, dan BMW-nya tidak sampai tamat. Sungguh disayangkan.

Sejak saat itu kami terus merindukan burung kepala tiga yang selalu setia menemani perjalanan kami. Selamat tinggal, Sobat! Kenangan akan dirimu tak akan kami lupakan. :'(

Kamar dan Tamu dan Penghuni Baru

#1 Emaknya Walay
    Pada suatu hari, Walay udah diizinkan keluar dari Boromeus. Saat itu ibunya masih belum pulang kampung dan beliau masih di kamar Walay
X: (mendadak masuk kamar Walay) "Lay, lihat B ga? Gue mau bolos kuliah nih"
Emaknya Walay: (fast response)"Kuliah dibayarin mahal-mahal kok bolos.."
X: (mencari alasan biar terlihat keren)"Kuliahnya biasanya kosong kok Bu.."
   Kalimat terakhir dari X kita semua yakin bahwa itu adalah PEMBENARAN semata. Semoga dirimu sadar, wahai saudaraku..

#2 Ayahnya Kakek(bukan kakek buyut!)
    Pada suatu hari, Kakek baru pulang dari pulang kampung.
Y: (mendadak masuk, membuka kamar Kakek, dan berbicara lantang) "Keeek, minta oleh-oleh"
Ayahnya Kakek: (tampang innocent, pura-pura ga denger)
Kakek: (susah didefinisikan tampangnya)
Y:(mengubah nada dan sikap bicara) "Tah, bawa oleh-oleh ga?"
   Setelah kejadian itu, kosan sepi dari teriakan "Kakek". Suatu hari ayah Kakek telah dikabarkan pulang kampung. Gue pun masuk ke kamar Kakek. Dan yang gue lihat adalah 8-9 orang telah berada di kamar Kakek. Tiga di antaranya 'memeriksa' isi laptop Kakek, 4-5 orang di kasur Kakek, dan Kakek sendiri jongkok di pojokan kamarnya. Mereka semua kecuali Kakek terlihat sedang mengunyah sesuatu.
Gue: "Wah kamarmu langsung rame ya"
Kakek: "Iya nih, pada langsung nyerbu makanan"
    Poor Kakek...

#3 Kakaknya Hendybot
      Pada suatu hari, Kapten main ke kosan
Kakaknya Hendybot: "Lho Gas, engga kuliah? Si Hendybot kuliah lho."
Kapten: "....."

     Entah kenapa banyak dari kami dulu juga beranggapan Kapten dan Bagabot mirip...



Ya begitulah sepenggal kisah kosan gue. Penuh dengan keceriaan dan kegilaan :D

Pertapaan Aktor Malaysia

ONCE UPON A TIME IN KIDANG PANANJUNG

Tahta Pharaoh Terguncang

Suatu hari di Bikini Bottom,

Ini tentang kawanan zombie yang berusaha untuk merdeka di jaman susah. Kosan 24, kosan terlemah berisi makhluk-makhluk nonhimpunan yang (sangat gigih berusaha) untuk mendapatkan harta warisan sang mertua masing-masing.

Suatu pagi, gue (seperti biasa) nyampah di kamar. Tapi gue gak habis pikir kenapa markas zombie ini hanya berisi suara-suara aneh di atas, secara kamar gue di bawah, pojok, gelap, hanya kawanan jamur "plant" yang mengeluarkan suara "pluk-pluk"-nya tanpa batas. Unlimited.

Nah melihat keadaan ini, gue penasaran dan naik ke lantai 2. Dengan langkah santai dan muka troll, gw menuju sumber suara aneh di lantai 2.

TIGA MAKHLUK GAK JELAS berkumpul melingkar di depan ruang tahta King Mucho sang raja Pharaoh. Setupidnya lagi, mereka sedang bermain Imajinasi yang Spongebob lakukan di film.

IMAAAJINASIII
Inilah tiga makhluk zombie yang melakukan praktik stress di depan tahta Pharaoh: Habibot sang pendekar cakar elang, Dambibot sang penceplus liar, dan Sang Raja Pharaoh sendiri: KING MUCHOOO..

Tiga zombie hina ini berkumpul dalam satu lingkaran, bersila mengeluarkan cakra dan menutup matanya. Serasa bermain imajinasi di kardus Spongebob, mereka berimajinasi sambil tersenyum-senyum gak jelas.
Gue cuma inget gimana Habibot berteriak: "Air terjun!" pas gue dateng. Bego banget gue ketawa setengah idup nertawain tiga makhluk kacau ini. Gue sampe pukul-pukulin tuh pintu Oyaji ngeliat betapa begonya perbuatan mereka.

Nyong, mereka pada nyesel kenapa gue dateng mengacaukan perbuatan mereka. Terserah sih, gue gak habis pikir kalo gue gak dateng, mau jadi apa mereka. Mungkin mereka bisa selama-lamanya ada di imajinasi mereka, karena gue pikir imajinasi mereka bakal lebih menyenangkan dari penderitaan dunia nyata yang harus mereka hadapi. MENCARI HARTA WARISAN SANG MERTUA.

Semoga mereka gak pundung dan pergi ke Rock Bottom.

Tentang Gula Gue

Di suatu sore, gue sama Habibot lagi asik bersantai ria di kamarnya Habibot menikmati indahnya hidup. Saat itu gue juga mau ngambil setoples gula dengan merk 'gulaku' milik gue yang sempet tertinggal di kamarnya Habibi. Lalu datanglah sesosok makhluk lain bernama Dambot.

Dambot  : Lha bot, gulaku punyamu kok bungkusnya kuning, punya gue kok ijo. Emang bedanya apa?

Gue     : (tanpa pikir panjang gue langsung nyeletuk)
Kalau yang bungkusnya kuning itu 100% tebu alami.

Habibot : Maaaksuuudmuuu.. (tanggapan yang dilantunkan dengan nada celetukan khas gaya seorang pemuda tulen yang dipanggil Kakek)

Damai : Oh gitu ya, gue tau.
Jadi kalau yang bungkusnya hijau itu 50% tebu alami ya.

Habibi : Lha yang 50% nya lagi?

Damai : Podhooo
(alias samaa: sama-sama tebu alami)

Jambu Merah I

Samudera kehidupan
Kadang mengalami badai
Angin timur dan angin barat seakan menyeretku
Aku terombang ambing, goyah
Untuk selamat aku harus mengalah, memilih angin yang akan kuikuti
Itulah badai kebenaran

Samudera kehidupan
Kadang mengirimkan ombak
Ombak yang pasti bisa kulalui
Ombak yang didahului ombak yang lebih kecil
Ombak yang diakhiri ketenangan
Itulah cobaan

Samudera kehidupan
Kadang tertutup mendung
Menghalangi hangatnya siang
Menghalangi cantiknya gugusan bintang
Melalaikanku dari harapan
Memacuku dalam ketergesaan
Itulah prasangka

Samudera kehidupan
Menyimpan berjuta misteri
Kukira hiu bisa jadi lumba-lumba
Kukira kafilah dagang mungkin saja perompak
Kukira bunyi guntur kalau bukan suara meriam
Jika tidak bersiaga, bisa-bisa aku binasa
Itulah masa depan

Samudera kehidupan
Kadang tenang, beriak kecil
Angin sepoi-sepoi membuat pikiranku melayang
20 tahun sejak layar terkembang dan jangkar ditarik
Aku telah menguasai navigasi
Aku bisa mengakali angin
Aku memiliki amunisi ilmu yang selalu kutambah
Namun kini aku bingung menentukan tujuan
Mau dibawa ke mana bahtera ini?

Kini aku butuh teman
Aku ingin sejenak berlabuh
Menjemputmu
Lalu berlayar bersamamu

Samudera kehidupan
Menyembunyikanmu di balik badai
Menghalangiku dengan ombak
Menutupimu dengan mendung
Menyelipkanmu dalam kemisteriusan

Mungkin aku telah menemukanmu
Mungkin aku yang belum serius mencarimu
Aku ingin menemuimu bukan dalam keadaan ini
Aku sadar, bekalku belum cukup
Bahteraku belum stabil dari badai
Ombak kecil masih mungkin menggulingkanku
Mendung masih mengkhawatirkanku
Cerahnya langit mudah melenakanku

Tunggu aku,
Yang akan menjemputmu
Lalu berlayar bersamamu

Edisi Galau - Hati yang Kehilangan


Hati yang Kehilangan
02 Juni 2012
3:29


Ia perpeluh, tertatih-tatih, dadanya kembang kempis. Usahanya meraih kesuksesan bisa dibilang mendekati tak hingga. Ia menatap gerbang kesuksesan yang gilang-gemilang. Beberapa langkah lagi ia maju, ia menang. Ketika menengok, di belakangnya banyak orang berebut hal yang sama. Namun ada yang aneh, ketika ia mau melangkah, langkah-langkah akhir ini terasa sangat berat. Hatinya seakan menolak langkah akhirnya. Ada yang salah, ada yang kurang. Ia butuh kebenaran yang memuaskan hatinya. Detik itu ia harus memutuskan, maju atau mundur, memimpin atau tertinggal.

Sejenak ia terdiam.

Ia bisa maju, meraih mimpinya, tapi ia akan semakin menentang hatinya. Ia bisa membuat orang-orang di sekitarnya tersenyum bangga, tapi ia akan melanjutkan langkahnya dengan hampa. Ia bisa merasakan dunia di genggamannya, kursi kepemimpinan didudukinya, harta mengalir di sekitarnya, dan pujaan hatinya semakin dekat dengannya. Sayang, ia akan melawan dirinya sendiri. Ia kehilangan apa yang sejatinya dicita-citakannya dari kecil: teguh di atas prinsip. Ia sadar, selama ini ia hanya menuruti arus kehidupannya. Ia tidak punya dasar perjuangan. Ia bisa mundur, lalu memuaskan hatinya. Tapi ini akan membuat seakan usahanya percuma. Terbayang di benaknya bagaimana wajah kecewa orang-orang di sekelilingnya. Untuk apa juga hatinya puas?

Satu, dua, tiga orang mulai menyalipnya.

Langkah pertama ia ambil. Ia melawan arus manusia-manusia lainnya. Mulai berat ia merasakan konsekuensi keputusannya. Wajah-wajah heran mulai bermunculan. Ia dianggap kehilangan mental pejuang. Ia dianggap salah arah. Langkah-langkah berikutnya, ia merasa sendiri. Kesepian menghantuinya. Namun jiwanya bergetar, memberinya kekuatan yang selama ini tidak pernah dirasakannya.

Sempat ia ragu. Ia pun diam lagi. Tapi ia tahu, ia harus terus melangkah mundur, mencari yang hilang dari hatinya. Ia harus berusaha mempercepat langkahnya. Berharap, jika puzzle kehidupannya telah ditemukan, ia bisa segera menyusul yang lain.

Sayup-sayup ia dengar, posisi impiannya telah diambil temannya. Ia dengar temannya menjadi pemimpin yang hebat, disegani, dan dicintai saudaranya.
Sayup-sayup ia dengar, temannya sedikit demi sedikit telah sampai di sungai harta dan rajin menyedekahkan bagiannya.
Sayup-sayup ia dengar, perempuan idamannya telah berada di jalur yang berbeda dan semakin jauh dari jangkauannya.

Langkah demi langkah semakin perih. Cita-citanya seakan kandas. Ia belum pernah merasakan mendung sepekat ini. Demi impiannya ia telah mengarungi samudera dan mendaki pegunungan. Demi impiannya ia pernah mengencangkan ikat pinggang berhari-hari. Demi impiannya ia pernah mati-matian membantu dan dibantu orang. Dan satu per satu teman-temannyalah yang menggapai mimpinya.

Langkah-langkah yang tidak diketahui akhirnya semakin menghantuinya. Perjuangan mencari oase kebenaran tidak disangka akan seberat dan serumit ini. Kata A kebenaran ada di B, kata C di D, dan kata Z di X. Ia juga semakin dianggap aneh. Untuk apa hal seperti ini diributkan?

Di luar dugaan, hatinya mengarahkannya pada pemikiran yang selama ini ia anggap remeh.

Percuma ia memimpin, berjasa dan adil pada manusia, sementara ia tidak tahu tujuan utama kepemimpinannya untuk apa, mau diarahkan ke mana anak buahnya. Kesejahteraan? Ia tidak mendengar negeri yang 100% penduduknya makmur, namun ia pernah mendengar sejarah negeri yang 100% penduduknya pandai bersyukur. Keadilan? Ia melihat pemimpin-pemimpin saat ini yang dianggap tidak adil, dulu ketika mereka seusianya mereka lebih hebat darinya. Ia simpulkan, godaan untuk menjadi tidak adil sangat halus sehingga pelan-pelan bisa mengubah pemuda berprestasi menjadi monster bagi negaranya.

Percuma ia kaya, sementara ia tidak tahu jalan menjadi kaya tanpa menyakiti orang lain. Ia bisa meminjam uang dari lembaga, tapi ia harus menelan fakta bahwa lembaga itu telah mencekik saudara-saudaranya. Bagaimana mungkin ia bisa terus hidup dengan fakta itu? Ia bisa membuka usaha kecil, tapi rasanya tidak sepantasnya manusia dengan latar belakang sepertinya mengambil lapangan bisnis itu. Bukan, bukan sombong, tapi ia tidak akan nyaman mengambil tempat orang lain. Ia harus konsekuen dengan pilihannya selama ini.

Ia sadar, bukan tujuan hidupnya untuk menjadi pelaku besar dalam sejarah, tapi bagaimana ia ikut andil menciptakan sejarah. Biarlah temannya yang memimpin, ia akan menjadi anak buah yang baik, yang mengingatkan temannya ketika salah dengan cara yang baik. Biarlah temannya yang kaya, ia akan selalu memberi contoh pada mereka untuk berbagi.

Kebenaran belum ditemukan jawabannya, yang jelas kini ia semakin kaya akan pengetahuan.
Ketenangan belum sepenuhnya hadir di hatinya, yang jelas kini ia telah memimpin dirinya sendiri, ia merdeka.

Memang belum terlambat untuk menyusul, bahkan menyalip teman-temannya. Tapi ia akan melangkah di jalurnya, jalur pencari kebenaran, dengan langkah yang lebih mantap, langkah seorang penuntut ilmu.



n.b : Mengenai wanita, ia yakin ia akan mendapat pengganti yang sesuai. Bisa saja wanita yang akan ia dapatkan adalah wanita itu, tapi tentu dengan kualitas yang lebih baik. Hatinya terlalu berharga untuk memusingkan satu wanita. Jiwanya lebih lapar dari sekedar menggalau. Keturunannya memang kelak harus dididik oleh wanita yang tidak sembarangan, tapi wanita itu belum bisa ia tentukan saat ini.

Strange Doni

Suatu hari di briefeing awal KKN Tematik di Aula Barat . . .

Walay (melalui sms) : Don di sini ada yang cuakep (duduk di sayap kiri, setelah pindah dari sayap kanan sebelahnya doni)

Doni (balas sms) : Trus knapa?

Walay (dalam hati) : '0' << gambar shock, Doni reaksinya, mengejutkan, hmmm mungkin baginya yang paling cakep Hylda (pacar Doni yang lagi duduk di depannya.red)

Walay (sms) : Niceee kalau ini nggak main2

belum ada 2 menit . . .

Doni (sms) : Hylda tadi yang baales woi.
                      Siapa namanya? Seksi nggak?

Walay : -_-" memang Doni yang sebenarnya


Santai Hyl, Doni tetep padamu kog haha. . . . .

Soal Nikah

Berita terbaru di kosan 24 lagi marak isu tentang pernikahan hahahaish. Habis makan di nasgor super 6000, terjadi percakapan random,

Nyambi : Pada mau nikah umur berapa nih?
Damai : 23-25 lah
Neer : 25
Kakek : . . . (kalau menyangkut masalah cewek atau masalah ngejek dia pasti diam seribu bahasa dengan ekspresi  -_-)

Walay : 25 juga lah, eh tapi nunggu kakak dulu ding, tapi untung kakak dah punya pacar haha
Neer : Wah aku anak tunggal sih
Nyambi : Lho waaaah, berarti harus nunggu 3 kakakku dulu dong, itu aja kalau yang cewek nggak dihitung (fyi, nyambi merupakan anak ke 5 dari 8 bersaudara cmiiw)

Damai : Kakakmu bandingin kamu awesome mana?
Nyambi : hmmph Aku lahh (dengan bangganya)
Walay : wah berarti harus nunggu lebih lama lagi, Mbi
Nyambi : Kog bisa?
Damai : Kamu aja lama apa lagi kakakmu yang nggak lebih awesome dari kamu, hahahhaha

Yang sabar ya Mbi, :D


The Awesome Nyambi

 
Zombie Twenty Fourolololol © 2010 | Designed by Trucks, in collaboration with MW3, Broadway Tickets, and Distubed Tour