"Kemarin, Selasa, 25
Oktober 2011, bisa dikatakan sebagai hari yang aneh. Rasanya semua
berlangsung dengan meninggalkan kesan. Dan di malam penuh kegalauan ini
saya ingin sekali-kali menulis diary.hehe..
Pukul 10.30 saya dan Dinarbot(sobat zombie) menemukan bangkai burung di GKU Barat lantai 3. Awalnya Dinarbot mengira itu kotak pensil berwarna hijau(btw, tulisan bahasa jawa yang tepat untuk kotak pensil apa ya? dosgrip? dosgrep? dosgrib? ah, mbuh lah. hehe). Burung tersebut sudah terbujur kaku. Saat saya (berlagak) meneliti, saya menemukan fakta bahwa saya tidak menemukan luka luar di tubuh burung tersebut. Akhirnya kami putuskan untuk mengubur burung tersebut di tempat di dekat lap.radar
Pukul 11.00 saya dan kelompok presentasi PKn berkumpul untuk mengerjakan tugas presentasi. Setelah berkumpul sekitar 15 menit, saya izin cabut ke Jakarta. hahaha. Lalu saya tanya Pak Yudbot mulai jam berapa kuliahnya, padahal saya sendiri berencana tidak ikut kuliah beliau hari itu. hehe
Pukul 11.30 saya dan rombongan BIUS menunggu bus. Bus dikabarkan terlambat karena terjebak macet. Akhirnya kami salat dhuhur dulu. Setelah salat dhuhur, saya ketemu anggota kelompok PKn yang tadi saya tinggal dalam keadaan masih berdiskusi. Setelah ber-hehe-hehe karena ternyata belum berangkat, saya kembali ke gerbang depan. Pukul 12.30-an seseorang menghubungi koordinator kami bahwa dia adalah supir bus yang telah menunggu kami sejak pukul 07.00. Lha terus siapa yang tadi menyatakan bus-nya terjebak macet? entahlah...Yang penting, untuk pertama kalinya akhirnya saya ke Jakarta!
Pukul 12.30-an sampai 15.00-an kami di perjalanan menuju Jakarta. Saya melihat bukit Teh Walini yang kabarnya akan dijadikan kampus ITB ketiga, koordinator perjalanan kami ingin tahu tempat di mana SJ dan keluarganya mengalami kecelakaan, Bagabot terkagum-kagum melihat pabrik konstruksi, dan Nyambik ingin makan. Saya mendadak mendapat SMS dari Walay yang minta oleh-oleh. Saya yang tidak tahu di Jakarta mau ngapain tidak bisa berkomentar.
Pukul 15.00-an saya ber-wow-wow ria melihat Jakarta
Pukul 15.00-an saya melihat bajaj secara langsung! :D
Pukul 15.00-an kami sampai di punya Medco Energy Building. Saat turun di bus, saya menjejakkan langkah pertama dengan kaki kanan. Sungguh perbuatan sia-sia. hahaha.
Pukul 15.00-an di dalam gedung tersebut saya melihat sebuah kejadian menarik. Para penghuni gedung yang masuk dengan sepatu kotor berjalan di dalam gedung diikuti petugas yang dengan sigap mengepel jejak kaki penghuni tersebut. Kalo dipikir dari sudut pandang karyawan, hal tersebut memang bukti profesionalitas. Tapi apa penguni gedungnya tidak kasihan? Pesan moral: pastikan kaki/telapak sepatumu bersih tiap masuk ruangan!
Pukul 16.00-an kami naik ke lantai 28 naik lift yang tidak bisa dibandingkan dengan lift Labtek 5. Di lantai 28 kami melihat Jakarta dari ketinggian. Keren kan, baru pertama ke Jakarta langsung mainan lift di gedung megah dan lihat panorama Jakarta dari ketinggian??
Oke, sekarang ke bagian seriusnya. Bagian acara..
Pukul 17.00 kami di-briefing apa saja yang akan kami lakukan. Kak Nurubot akan ditepuktangani, sedangkan Kapten, Hakiboti, Hendybot, Kambotl, Vibot, Ikhsabot palsu, Fajabot palsu, Mahendrobot palsu akan mendapat kado dari Bunda dan ditepuktangani pula. Kami dijelaskan bahwa nanti kami akan menyosialisasikan metode pengumpulan donasi yang baru saat para hadirin makan malam. Bayangkan, hanya dengan menyumbang 92.000 rupiah per bulan, 10 orang alumni bisa membiayai seorang anak hingga lulus ITB! keren bangetlah Bu Betti dan Bu Yani yang kepikiran cara itu. Setelah itu akan ada 'hearing' calon ketua IA. Untuk yang terakhir saya tidak ambil pusing dan berencana hanya akan nguping('menguping' tuh bahasa Jawa apa Indonesia?)..
Pukul 18.00-an kami beraksi. Oh ya, sambil sosialisasi kami juga diminta untuk langsung mendata mereka yang berminat menjadi donatur. Kak Verrbot entah dengan ajian apa, mampu menarik banyak alumni. Sedangkan saya hanya memperoleh satu. Itupun dibantu Kak Verrbot. Sedih lah..
Pukul 19.00-an acara menepuktangani teman-teman saya terjadi. Setelah itu yang ditepuktangani adalah para donatur yang selama ini besar sumbangannya sangat hebat. Lalu saya lupa acaranya apa, yang jelas kami mulai berwisata kuliner. Benar-benar surga dunia anak kos.
Pukul 20.30-an kami sudah 'bebas tugas'. Alumni juga satu per satu pulang dan menyalami kami. Kami jadi malu. hehe. Pokoknya kerenlah alumni-alumninya. Saya bertemu Purwacaraka secara langsung. Saya juga ngobrol dengan salah satu orang yang menggegerkan dunia waktu kasus Timor yang ternyata saat kuliah beliau tidak pernah membawa tas. Beliau membawa kebiasaannya tersebut saat pertemuan alumni ini. Beliau hanya membawa buku yang kemudian diselipkan ke celana bagian belakang. Bayangkan jika saya harus mambawa buku DRE seperti itu! Sayang saya lupa tanya namanya. Saya juga bertemu alumni SMA saya yang mencalonkan diri sebagai ketua IA ITB. Beliau meminta foto bersama saya dan RRRAMBOT. Bukan kami yang meminta lho! Benar-benar bukan orang sombong lah beliau. Mengenai foto, RRRAMBOT ternyata punya mimpi foto berdua dengan bu Betti. Untunglah pada pukul 22.00-an impiannya terwujud. Kalo tidak bisa-bisa dia tidak tidur nyenyak malam ini.
Pukul 22.00-an kami disuruh pulang oleh Bu Betti. Tanpa rasa malu, putri-putri BIUS mengambil bunga yang ada di gedung. Mungkin karena petugas di gedung tersebut memperhatikan acara sehingga iba pada mereka, mereka diizinkan membawa sekalian potnya. Untunglah rasa malu mereka sedikit muncul sehingga mencukupkan diri mencabut bunganya saja.
Sekian
Ini ceritaku tanpa Indomie
Apa ceritamu?"
disadur dan diedit dari naskah aslinya yaitu di sini
Pukul 10.30 saya dan Dinarbot(sobat zombie) menemukan bangkai burung di GKU Barat lantai 3. Awalnya Dinarbot mengira itu kotak pensil berwarna hijau(btw, tulisan bahasa jawa yang tepat untuk kotak pensil apa ya? dosgrip? dosgrep? dosgrib? ah, mbuh lah. hehe). Burung tersebut sudah terbujur kaku. Saat saya (berlagak) meneliti, saya menemukan fakta bahwa saya tidak menemukan luka luar di tubuh burung tersebut. Akhirnya kami putuskan untuk mengubur burung tersebut di tempat di dekat lap.radar
Pukul 11.00 saya dan kelompok presentasi PKn berkumpul untuk mengerjakan tugas presentasi. Setelah berkumpul sekitar 15 menit, saya izin cabut ke Jakarta. hahaha. Lalu saya tanya Pak Yudbot mulai jam berapa kuliahnya, padahal saya sendiri berencana tidak ikut kuliah beliau hari itu. hehe
Pukul 11.30 saya dan rombongan BIUS menunggu bus. Bus dikabarkan terlambat karena terjebak macet. Akhirnya kami salat dhuhur dulu. Setelah salat dhuhur, saya ketemu anggota kelompok PKn yang tadi saya tinggal dalam keadaan masih berdiskusi. Setelah ber-hehe-hehe karena ternyata belum berangkat, saya kembali ke gerbang depan. Pukul 12.30-an seseorang menghubungi koordinator kami bahwa dia adalah supir bus yang telah menunggu kami sejak pukul 07.00. Lha terus siapa yang tadi menyatakan bus-nya terjebak macet? entahlah...Yang penting, untuk pertama kalinya akhirnya saya ke Jakarta!
Pukul 12.30-an sampai 15.00-an kami di perjalanan menuju Jakarta. Saya melihat bukit Teh Walini yang kabarnya akan dijadikan kampus ITB ketiga, koordinator perjalanan kami ingin tahu tempat di mana SJ dan keluarganya mengalami kecelakaan, Bagabot terkagum-kagum melihat pabrik konstruksi, dan Nyambik ingin makan. Saya mendadak mendapat SMS dari Walay yang minta oleh-oleh. Saya yang tidak tahu di Jakarta mau ngapain tidak bisa berkomentar.
Pukul 15.00-an saya ber-wow-wow ria melihat Jakarta
Pukul 15.00-an saya melihat bajaj secara langsung! :D
Pukul 15.00-an kami sampai di punya Medco Energy Building. Saat turun di bus, saya menjejakkan langkah pertama dengan kaki kanan. Sungguh perbuatan sia-sia. hahaha.
Pukul 15.00-an di dalam gedung tersebut saya melihat sebuah kejadian menarik. Para penghuni gedung yang masuk dengan sepatu kotor berjalan di dalam gedung diikuti petugas yang dengan sigap mengepel jejak kaki penghuni tersebut. Kalo dipikir dari sudut pandang karyawan, hal tersebut memang bukti profesionalitas. Tapi apa penguni gedungnya tidak kasihan? Pesan moral: pastikan kaki/telapak sepatumu bersih tiap masuk ruangan!
Pukul 16.00-an kami naik ke lantai 28 naik lift yang tidak bisa dibandingkan dengan lift Labtek 5. Di lantai 28 kami melihat Jakarta dari ketinggian. Keren kan, baru pertama ke Jakarta langsung mainan lift di gedung megah dan lihat panorama Jakarta dari ketinggian??
Oke, sekarang ke bagian seriusnya. Bagian acara..
Pukul 17.00 kami di-briefing apa saja yang akan kami lakukan. Kak Nurubot akan ditepuktangani, sedangkan Kapten, Hakiboti, Hendybot, Kambotl, Vibot, Ikhsabot palsu, Fajabot palsu, Mahendrobot palsu akan mendapat kado dari Bunda dan ditepuktangani pula. Kami dijelaskan bahwa nanti kami akan menyosialisasikan metode pengumpulan donasi yang baru saat para hadirin makan malam. Bayangkan, hanya dengan menyumbang 92.000 rupiah per bulan, 10 orang alumni bisa membiayai seorang anak hingga lulus ITB! keren bangetlah Bu Betti dan Bu Yani yang kepikiran cara itu. Setelah itu akan ada 'hearing' calon ketua IA. Untuk yang terakhir saya tidak ambil pusing dan berencana hanya akan nguping('menguping' tuh bahasa Jawa apa Indonesia?)..
Pukul 18.00-an kami beraksi. Oh ya, sambil sosialisasi kami juga diminta untuk langsung mendata mereka yang berminat menjadi donatur. Kak Verrbot entah dengan ajian apa, mampu menarik banyak alumni. Sedangkan saya hanya memperoleh satu. Itupun dibantu Kak Verrbot. Sedih lah..
Pukul 19.00-an acara menepuktangani teman-teman saya terjadi. Setelah itu yang ditepuktangani adalah para donatur yang selama ini besar sumbangannya sangat hebat. Lalu saya lupa acaranya apa, yang jelas kami mulai berwisata kuliner. Benar-benar surga dunia anak kos.
Pukul 20.30-an kami sudah 'bebas tugas'. Alumni juga satu per satu pulang dan menyalami kami. Kami jadi malu. hehe. Pokoknya kerenlah alumni-alumninya. Saya bertemu Purwacaraka secara langsung. Saya juga ngobrol dengan salah satu orang yang menggegerkan dunia waktu kasus Timor yang ternyata saat kuliah beliau tidak pernah membawa tas. Beliau membawa kebiasaannya tersebut saat pertemuan alumni ini. Beliau hanya membawa buku yang kemudian diselipkan ke celana bagian belakang. Bayangkan jika saya harus mambawa buku DRE seperti itu! Sayang saya lupa tanya namanya. Saya juga bertemu alumni SMA saya yang mencalonkan diri sebagai ketua IA ITB. Beliau meminta foto bersama saya dan RRRAMBOT. Bukan kami yang meminta lho! Benar-benar bukan orang sombong lah beliau. Mengenai foto, RRRAMBOT ternyata punya mimpi foto berdua dengan bu Betti. Untunglah pada pukul 22.00-an impiannya terwujud. Kalo tidak bisa-bisa dia tidak tidur nyenyak malam ini.
Pukul 22.00-an kami disuruh pulang oleh Bu Betti. Tanpa rasa malu, putri-putri BIUS mengambil bunga yang ada di gedung. Mungkin karena petugas di gedung tersebut memperhatikan acara sehingga iba pada mereka, mereka diizinkan membawa sekalian potnya. Untunglah rasa malu mereka sedikit muncul sehingga mencukupkan diri mencabut bunganya saja.
Sekian
Ini ceritaku tanpa Indomie
Apa ceritamu?"
disadur dan diedit dari naskah aslinya yaitu di sini
0 comments:
Post a Comment