coincidence?

Tadi waktu kuliah gue lihat buku tulis temen gue, dan ternyata covernya kayak gini:

Nah mendadak gue inget ini:


Biar lebih jelas apa yg menarik, kita perbesar gambarnya:


gambar kanan adalah cover buku tulis, gambar kiri adalah logo bisnis plan-nya Nyambik dan Hendybot. Kebetulan? mungkin..

Tikus

Ini bukan binatang peliharaan kami. Pikachu adalah julukan hewan yang ingin kami usir tersebut. Semalaman, lantai tiga menjadi sangat berisik akibat trik-trik pengusiran tikus yang dilakukan Soto Koya, Tegwin, dan Pentol. Gue kurang tau seperti apa, tapi di lantai satu terdengar seperti anak-anak yang kegirangan bermain petak umpet. Padahal, yang kami butuhkan adalah yang seperti ini

Sebelum bikin Gundam atau Ironman, bikin itu dulu lah yaaa :3

Random Day Conversation

Day maksudnya siang Sob. Kejadiannya berawal saat kami bertiga, Nyambik, Upin, dan Pentol pulang dari warung makan mewah "JAMBU". Awalnya hanya obrolan ringan... Oiya, jangan ditiru yak!

N: Gue semester ini belum pernah bolos! Yeaah!!

U: Gue baru dua jam bolosnya. Itu juga gara-gara ngerjain tugas.

P: Tidaaak.. Gue udah berkali-kali. Tadi pagi juga.. T_T

U: Emang kalian udah gak ada kuliah?

N: Gue nanti sih, masih lama.

P: Gue jam tiga

U: Kenapa gak sekalian aja lo mbolos seharian? Biar cleansheet gitu..

P: No! Ini menyangkut profesionalitas gue!

U: -_______- lha terus tadi itu apa? tadi pagi lo bangun jam setengah sepuluh padahal kuliah lo mulainya jam tujuh. Trus lo ada kuliah lagi jam 10, eh malah lanjut tidur

P: Lah kalo yang nanti jam tiga kan menyangkut hubungan asisten dengan praktikan. Kalo tadi gue yang butuh, nanti sore praktikan yang butuh gue. Masak mereka mau gue sia-siain?

N: *manggut-manggut* Berarti target semester ini gagal dong? Kan kita mau terbebas dari telat. Masak mau pake prinsip King: "telat no, bolos yes"??

U: yang penting gue semester ini gak mau serajin semester lalu!

P&N:*ngakak*

P: Lo emang gak boleh jadi anak rajin!

N: kan semester sebelumnya pas lo gak rajin IP lo masih tiga koma..

U: iye, tapi itu pake diceramahi dosen wali!

N: berarti dosen lo memarahi lo biar dapet IP dua koma ****!

U: -______-

P: *naik ke lantai 3*

N: ya udah, nanti bolos aja..

U: bolos? No! *HP-nya tiba-tiba bunyi, doi pergi mengangkat telpon*

N: ada apa beib?

U: dosen gue nelpon... DIA UDAH DI KELAS, GUE KETUA KELASNYA, KELASNYA MASIH KOSONG!! *lari*

N: maaaaksudmu.. *kakek style*

Cerita Perjalanan Papandayan

Setelah berhari-hari dari sana, gue dan yang lainnya seperti kehilangan semangat menceritakan ini semua melalui tulisan. Padahal saat di sana, rasanya banyaaaak yang bisa diceritakan. Awalnya gue sendiri juga mau membari judul tulisan ini dengan "Bukan Naik Gunung Biasa", tapi rasanya tiap naik gunung gak ada yang "biasa saja". Selalu ada hal yang istimewa. Minimal kesedihan harus mengeluarkan uang yang bisa buat makan setengah bulan.

Pukul 17.30, Jumat, 25 Januari 2012, kami bersembilan: Bapak Ustat(pake 't'!), Lanobot, Bagubot, Upin, King, Nyambik, Kapten, Magendro, Penthol, dan Tabooti beranjak meninggalkan kosan selama-lamanya. tamat.

Eh, salah, ceritanya jadi kecampur sama imajinasi gue yang lain saking lamanya cerita ini gak ditulis.

Dari kosan, kami bersembilan memulai perjalanan kami. Dari Jl.Juanda, kami membooking seekor angkot hingga Leuwi Panjang dengan harga 50 ribu alias 5 ribu per orang. Oke, gue ralat, jumlah kami sepuluh orang. Di tengah perjalanan, kami melihat pelangi di matamu. AEK! Malah kecampur sama kegalauan di sore hari ini... Di langit senja kala itu terlihat spektrum warna tampak yang melengkung dengan latar gumpalan awan yang disiram cahaya jingga pertanda tenggelamnya matahari. Keren Sob! Sayang, kejadian ini terlihat di angkot sehingga untuk melihatnya kami harus membungkuk-bungkuk bak Habibot belajar silat. Dokumentasi tidak terjadi karena kami telampau kagum.

Sesampainya di Leuwi Panjang, kami mendapatkan persetujuan dengan supir angkot sehingga kami bisa ke kaki gunung Papandayan dengan harga Rp.26 ribu per orang. Ini terjadi setelah Bapak Ustat memperlihatkan tampang sok-cool dan gesture sangar. Kami sebagai orang yang mengenal sosok asli Bapak Ustat, tidak terkesan. Menyemangati pun tidak. Paling cuma menemani. Hahaha

Tidak ada yang istimewa di perjalanan kali ini. Namun semua berubah ketika tiba di Cusurupan. Angkot berhenti. Pak sopir keluar lalu berbincang-bincang dengan orang-orang yang sedang berkumpul di sana. Beberapa saat kemudian, beliau kembali ke angkot lalu berkata kepada kami, "Mas, ini ketuanya siapa? Ikut ke sana sebentar". Singkat cerita, kami diperintahkan untuk turun lalu naik pick up dan membayar lagi 5ribu per kepala. Bapak sopir tadi sangat membantu kami dalam menego harga sehingga cuma 5rb. FYI, konon tarif awalnya adalah sebesar 15rb.

Di atas pick up, kami mengamati pemandangan pegunungan di malam hari. Awesome! Sayang, keterbatasan kamera tidak bisa mendokumentasikan pemandangan tersebut. Dan tak kalah awesome, ketika kami semua melawan dinginnya angin pegunungan di malam itu, Magendro malah menantang angin dengan tidak memakai jaket!! Supeeeerrrr......

Dan, mendadak gue kehilangan mood untuk menceritakan apa yang malam itu kami lakukan di pos 1 Gn. Papandayan gara-gara barusan melihat Bapak Ustat memperlihatkan taring keganasan pencitraannya lagi. Selain itu tidak layak rasanya forum mushola Papandayan diceritakan di sini. Yaah, gak jauh berbeda dengan forum Manglayang sih isinya: galau. galau. galau.

Pendakian kami mulai di pagi hari. Bersambung...

Kalau Calon Engineer dan Businessman Masak

Okay, berawal dari sebungkus nugget seafood berbentuk ikan yang didapat seorang zombie calon businessman dari seseorang yang dia tidak mau mengakui siapa itu padahal kami semua sudah tahu itu siapa, para zombie mencoba untuk membuat sebuah hidangan spesial. (buset panjang banget dah kalimat pertama, maaf jika tidak memenuhi kaidah yang berlaku, hehe). Sudah barang tentu nugget berbentuk ikan tersebut habis dalam waktu yang lebih singkat dari waktu masaknya. Begitulah hidup kawan. Tapi bukan itu bahasan utamanya, yang menjadi sorot pembahasan kita kali ini adalah, bagaimana seorang zombie memasak dengan ide-ide brilian dan kejeniusannya, oke cekidot.

Seorang jenius calon engineer (zombie C4) mencoba tantangan kita yang pertama. Dengan kejeniusannya dia segera berinisiatif untuk memasak NUGGET tersebut dengan. . . . . . . . yap! RICE COOKER! oke ini sebenarnya ide yang bagus, hanya saja dia lupa untuk memperhitungkan bahwa panasnya nggak cukup. Dengan pemikiran yang sama, zombie B6 mencoba berinovasi dengan mengganjal tombol rice cooker dan membuat rice cooker dalam mode memasak. Wow ide ini ternyata sangat sangat sangat tidak berguna! Bahkan saat jari dicelupkan minyaknya masih dingin. the heeeeellll maaaan. Dan yang lebih epic mereka lupa satu hal, bahwasanya di lantai 2 ada kompor yang nganggur. Perfecto!

Move on ke lantai 2 untuk memasak dengan kompor yang sebenarnya. Kali ini zombie C4 dan C8 sebagai front liner di hadapan wajan dan beberapa yang lain mensupport dari belakang. Terlihat muka tegang dari para supporter di belakang entah karena nunggu nugget yang tak kunjung selesai atau karena tabung gas yang berbunyi ssssshhhhh..... dan di dalam kecemasan masih saja ada yang mengeluarkan ide segar, "eh kita ga dicampur plastik nih? biar greget" haduuuuh nggak ngerti lagi deh.

Setelah penantian panjang nan menggairahkan, telah tiba saat kita melihat nugget yang berwarna pucat, berubah menjadi keemasan, kemudian menjadi cokllat, dan lalu agak hitam-hitam dikit lah. Si koki berdalih memang disengaja, biar krispi2 gitu deh, padahal semua orang sudah berpikiran sama, gosong. Well, bukan itu intinya, yang terpenting adalah kebersamaan, keceriaan, dan seluruh kegembiraan yang kita dapat dalam proses memasak ini, semoga menjadi sebuah tonggak perubahan menjadi diri yang lebih baik. Hmmmm nggak ding, yang penting, MAKAAAAAAN!!!

-Sebuah catatan lain dari kebahagian hidup para anak negeri-

Just Awesome Fiction Quotes

---Lord of The Ring, The Fellowship of The Ring---

“If by my life or death I can protect you, I will. ”(para galauers ingin mengucapkan ini ke si eta-nya)

“All that is gold does not glitter,
Not all those who wander are lost;
The old that is strong does not wither,
Deep roots are not reached by the frost.
From the ashes a fire shall be woken,
A light from the shadows shall spring;
Renewed shall be blade that was broken,
The crownless again shall be king.”
(jangan meremehkan, jangan terlena!)

“I wish it need not have happened in my time," said Frodo.
"So do I," said Gandalf, "and so do all who live to see such times. But that is not for them to decide. All we have to decide is what to do with the time that is given us.” 
(nyampah.nyampah everytime)

“But it does not seem that I can trust anyone,' said Frodo.
Sam looked at him unhappily. 'It all depends on what you want,' put in Merry. 'You can trust us to stick with you through thick and thin--to the bitter end. And you can trust us to keep any secret of yours--closer than you keep it yourself. But you cannot trust us to let you face trouble alone, and go off without a word. We are your friends, Frodo.” 
(kami lebih dari sekedar teman loh :3 )

“Home is behind, the world ahead,
And there are many paths to tread
Through shadows to the edge of night,
Until the stars are all alight.
Then world behind and home ahead,
We'll wander back and home to bed.
Mist and twilight, cloud and shade,
Away shall fade! Away shall fade!”
(kepada kalian yang hampir menyerah. kepada kalian yang hampir lari ke  zona nyaman.)

---Lord of The Ring, The Two Towers---

“Frodo: I can't do this, Sam.
Sam: I know. It's all wrong. By rights we shouldn't even be here. But we are. It's like in the great stories, Mr. Frodo. The ones that really mattered. Full of darkness and danger, they were. And sometimes you didn't want to know the end. Because how could the end be happy? How could the world go back to the way it was when so much bad had happened? But in the end, it's only a passing thing, this shadow. Even darkness must pass. A new day will come. And when the sun shines it will shine out the clearer. Those were the stories that stayed with you. That meant something, even if you were too small to understand why. But I think, Mr. Frodo, I do understand. I know now. Folk in those stories had lots of chances of turning back, only they didn't. They kept going. Because they were holding on to something.
Frodo: What are we holding onto, Sam?
Sam: That there's some good in this world, Mr. Frodo... and it's worth fighting for.”
(Titik terendah kehidupan kita mungkin belum datang Zomb. Bersiaplah!)


---Lord of The Ring, Return of The King---

“I am glad you are here with me. Here at the end of all things, Sam.”
(Ooops, ga usah berimajinasi dulu lo bakal ngomong ini ke siapa :3 )


---The Hobbit---

“It cannot be seen, cannot be felt,
Cannot be heard, cannot be smelt,
It lies behind stars and under hills,
And empty holes it fills,
It comes first and follows after,
Ends life, kills laughter.” 
(don't forget it,  Zomb!)

Neer Says

"AEK, AEEK. AEEEEEEEK"
 
Zombie Twenty Fourolololol © 2010 | Designed by Trucks, in collaboration with MW3, Broadway Tickets, and Distubed Tour