Putus Nyambung Putus Nyambung Putus Nyambung

Jangan salah sangka dengan judul kali ini. Ini bukan kegalauan dari seorang tokoh animasi Malaysia yang banyak melampiaskan ke-"forever alone"-annya di blog ini. Gue cuma ingin mengajak zombie-zombie untuk merenungkan satu hal untuk menghadapi tahun 2013 dan semester depan. Plis, gue lagi serius.

Waktu-waktu ini para zombie sedang berkelana pulang ke enyak babe masing-masing. Nah, biasanya sesuai pengalaman gue, muncul motivasi yang luar biasa ketika balik ke kosan nanti.

Sebagai contoh:
"Gue bakal belajar beneran di semester ini. Gak boleh males," atau
"Gue gak akan kecewain emak gue gara-gara nasib IPK," atau
"Gue harus dapet gebetan kali ini, gue harus udah dapet pendamping wisuda, merdeka atau mati," atau
"Gue mau cari penghasilan lain. Gue mau rajin jualan sesuatu di FJB atau kaskus kayak TegWin," atau
"Gue gak akan teriak-teriak "Anying", "Fak! Fak!" atau "Gobloug!" lagi di kosan," atau
"Gue mau lukis tulisan "I AM THE MOST AWESOME PERSON" di tembok kamar." atau apapun lah..

Gue jelas bangga sih dengan motivasi para zombie ini, demi neptunus keren banget. Gue kayak ngebayangin kemauan untuk maju mereka udah kayak sepongbob.


Nah, tapi juga seperti biasa, para zombie erat dengan penyakitnya yang sering menempel, yaitu motivasi eksponensial menurun. Motivasi-motivasi di atas hanya akan bertahan paling lama 2-3 hari di kosan, dan hari-hari akan berjalan seperti biasa. Semuanya hanya bungkusan kentut belaka!

"Gue bakal belajar beneran di semester ini. Gak boleh males,"
2 hari kemudian berdirilah bioskop trans-kosan sepanjang malam.

"Gue gak akan kecewain emak gue gara-gara nasib IPK,"
3 hari kemudian bangun jam 11 siang, kuliah udah mulai jam 7 pagi.

"Gue harus dapet gebetan kali ini, gue harus udah dapet pendamping wisuda, merdeka atau mati,"
Masih aja jomblo sampai sekarang, kecuali para alumni Dokter Cinta Consultant (Daftarkan diri Anda di kantor kami, Kosan Zombie A5. Bakal sering ada guest lecture: King Mucho lhoo.. Buruan!)

"Gue mau cari penghasilan lain. Gue mau rajin jualan sesuatu di FJB atau kaskus kayak TegWin,"
Masih aja daftar utang sampe jutaan.

"Gue gak akan teriak-teriak "Anying", "Fak! Fak!" atau "Gobloug!" lagi di kosan,"
Tambah kenceeeeng teriaknya..



"Gue mau lukis tulisan 'I AM THE MOST AWESOME PERSON' di tembok kamar"
Catnya habis, gak selesai, akhirnya ditutup lemari sama boneka gajah.

Demi Neptunus, ini ME-NGE-NAS-KAN. Gue sebenarnya udah terlalu terbiasa dengan segala kejadian ini, tapi gue cuma berusaha mengingatkan ke zombie-zombie supaya konsisten. Hmm, udah konsisten sih sebenarnya. Konsisten dalam putus-nyambungnya motivasi. Masih mau seperti ini kah?

Coba renungkan, Sobat. Biar greget!


Kyaaa

"Mungkin selama ini anda merasa tidak dipedulikan orang. Tidak dicintai. Kemudian anda mengeraskan hati, merasa tidak perlu dan tidak peduli. Saya cuma pengen bilang, jangan begitu. Jangan berhenti untuk minta dicintai. Never stop asking for love."-blog dosen-

Milestone-Romantisme Jaman Susah

Di balik kesusahan, atau yang kadang disebut sebagai perjuangan, ada berbagai cerita. Entah suka atau duka. Cerita yang tidak akan sama dengan cerita pada masa memetik buah perjuangan tadi..

Kita ambil contoh, zaman ketika banyak dari kita tidak memiliki laptop. Zaman ketika Upin, Walay, dan Kapten mengerjakan tugas PTI A. Mereka bergantian meng-coding menggunakan satu laptop, bergantian tidur, dan tidur juga dalam satu ranjang yang sama. Zaman ketika bermain game selalu dilakukan berjamaah sehingga game yang sederhana menjadi sumber kegaduhan. Zaman ketika laptop berpindah-pindah kamar hingga beberapa kali pemilik laptop bingung di mana gerangan laptopnya berada. Zaman ketika laptop kecil masih berada di puncak popularitasnya. Zaman itu berlalu, ketika satu per satu zombie membeli laptop.

Contoh kedua, zaman ketika banyak dari kita tidak memiliki modem. Zaman ketika pembajakan akun jejaring sosial sangat sering terjadi. Zaman ketika harus menginspeksi kamar per kamar untuk melakukan koneksi internet.

Contoh ketiga, zaman ketika motor masih sangat langka. Zaman ketika kita berjalan bersama untuk ke kampus. Zaman ketika tidak ada keributan akibat ada motor tamu kosan. Zaman ketika parkiran bukan masalah.

Tidak, gue tidak menyalahkan keadaan kita yang semakin berubah(entah membaik atau memburuk). Tapi di balik ketidaknyamanan yang membayangi kita, entah air yang berganti-ganti warna atau bau yang tiba-tiba muncul di lantai satu, gue cuma mau mengingatkan agar kita tidak banyak mengeluh. Semangatlah! Tempuh 1007km Mai!! Buatlah cerita-cerita hebat dari kosan ini!

hihihi

Gue baru tahu, ternyata ada pemirsa yang nemu blog ini dengan cara googling dengan keyword "Mbak Zombie"

The Golden Rings (not Ways)



Nasi Goreng "muntah" engga dimasukin yaa, karena engga semua sering ke sana

Buat memperbesar gambar, klik aja gambarnya

Hewan Peliharaan

Ini daftar peliharaan zombie-zombie kosan Pelesiran 33:

1. Cupang
Pemeliharanya seorang Praja Muda Karana. Umur cupang yang dipelihara cuma sekitar dua bulan, endingnya: mati..

2. Kura-kura
Pembelinya Hendybot dan Nyambik. Umurnya satu semester, endingnya: mati..

3. Cacing Kremi
Pemeliharanya tidak diketahui, tapi selama ada zombie yang gampang sakit perut, diduga dia memelihara cacing kremi.

4. Teman Cacing Kremi
Berbeda dengan cacing kremi yang membuat pemeliharanya sakit perut, pemelihara Teman Cacing Kremi(TCK) ini menjadi kebal dengan makanan-makanan murah yang seharusnya memancing kecurigaan mahasiswa normal. Contohnya, beberapa dari kami yang sering ke M*das, bu Pisang, Warung Dekat SD, dan yang semacamnya sangat jarang merasa sakit perut. Bahkan zombie yang pernah mengalami tipes tidak pernah merasa tipesnya kambuh lagi sejak akrab dengan makanan-makanan tersebut. Padahal jujur saja hati nurani kami curiga dengan harganya yang luarbiasa murah. Gak usah disebutin lah yaa. Tapi aneh aja kalo dibandingin sama harga daging, beras, dan sayur di pasaran. Namun tetap saja kami membeli di situ karena dorongan motif ekonomi. Dan fakta yang terjadi adalah kami jarang sakit! Entah bagaimana saat tua kelak..
Beberapa TCK milik zombie diduga sedang melemah. Contohnya Bagabot yang sempat pilek setelah makan siang di M*das yang menjadi langganannya. Entah ada hubungannya atau tidak, saat ini kami agak menghindari M*das.
TCK juga diduga sebagai penyebab zombie sangat sensitif mendengar frase 'makanan gratis'. Bayangkan saja seorang Neer mau keluar dari sarangnya untuk menyongsong seorang zombie yang pulang ke kosan membawa makanan sisa acara di kampus.

Diamini Ga Yaaaaaaaa?


Kepala Instalasi Sistem Informasi di suatu RS yang terkenal di negeri ini lho..
Ngeriiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

kosan

belum pernah ada yang cerita tentang kosan kaaan?
karena konon gambar bisa mewakili satu juta kata, lu liat aja kerennya kos gue dari jauh gimana..


Keliatan gaa, mana kosan gueeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee??
Oke, di-zoom deh :3


Coba tebaak, mana kosan gueeeee??
Masih belum tahu?
zooooooooooooooooooooooooom


Masih ga tau yang mana??
Ini nih biar lebih kelihatan kerennya..


Engga keren?
hmmmm...
coba liat yang satu ini:


kosan kami turut menghiasi Bandung di malam hari loh :3

sekali lagi, itu dari jauh..

Q: Interupsi! Dari dekat gimana emang?

Makanyaaa, mainlah ke sini, bawa makanan yang banyak, ntar lo pasti tau kok :3

The Great Unpublished Hero: Bidan


No!!
Gue gak menggalau kalo gue ngincer bidan!!

Ceritanya berawal dari hari Rabu, 5-12-12, si A mati. Gue kaget pagi-pagi liat dia terpojok terhimpit batu. Waktu gue angkat, perutnya terlihat memar dan cangkangnya melunak. It's a sad morning bro.. Tapi belum sempat merawat, gue harus segera ke kampus. Dan di kampus gue mendadak ditawari dosen-dosen buat bantuin jadi panitia Int*rnational Conf*r*nc* on Wom*n's H*alth in Sci*nc* and Engin**ring (WiS* H*alth) 2012. Berhubung gue berprasangka baik bakal dapet makan gratis, gue pun mengiyakan. Singkat cerita, gue akhirnya seharian di kampus dan pemakaman si A dilakukan sendirian oleh Bung Soto Koya.

Paginya, setelah kuis, gue beranjak bantuin konferensi itu tadi. Ada sedikit kejadian lucu. Gue, yang sangat berpengalaman menebalkan muka untuk mengambil konsumsi seminar, menjadi volunteer untuk mengambilkan tambahan makanan buat temen-temen gue. Alesan temen-temen gue ga mau ngambil sangat logis: di dekat sana ada dosen, jadi malu buat ngambil lagi. Tapi gue mah bodo amat. Gue yakin dosen pernah ngrasain hal yang sama waktu jadi mahasiswa. Dan ternyata benar, pas gue ambil makanan, si dosen ngeliatin. Gue ngrasa kikuk. Tapi beberapa milidetik kemudian datang dosen lain yang berkata "Wah, Mas, mantep kamu ketua kelas mau ngurusin teman-temanmu yang lain". Lalu beliau ngomong hal senada ke dosen yang tadi ngeliatin gue(sebut saja bu A). Gue yang yakin kalo muka gue memerah, ngomong "Saya juga dulu ketua kelasnya bu A waktu DRE kok Bu. Hehe". Akhirnya karena ga tahan malu diomongin yang baik-baik sama dosen, gue mengurungkan niat mengambil kue sus sepiring penuh buat gue dan temen-temen gue. Gue membatin "untung dua dosen itu ga tau kalo semester kemarin gue sering bolos sampe disuruh menghadap dosen wali"

Waktu siang, gue giliran jadi operator slide. Lumayan fail laah gara-gara bengong. Beberapa kali kecepetan ngeganti slide, beberapa kali pembicara butuh negur gue buat ngeganti slide. Tapi bengong gue bengong akibat materi mereka yang keren sob! Yaitu tentang bidan. FYI, seminar itu berjalan paralel. Satu di Albar, satu di gedung labtek VIII. Yang di aula hampir semua pesertanya ibu-ibu bidan. Dan gue naas, yang gue mau liat tuh materi engineering yang di labtek VIII, tapi malah disuruh jaga di Albar. Tapi gue mendapat pelajaran yang berharga waktu jadi operator, waktu gue mau ga mau harus merhatiin presentasinya.

Bidan. Gue sejujurnya sebelum ini mengabaikan profesi itu. Engga sampai memandang rendah sih, tapi sebelum ini kalo mendengar kata bidan, yang terlintas hanyalah ibu-ibu perawat. Ga pernah kepikiran bagaimana hebatnya mereka untuk dunia ini.

Bidan, di banyak daerah merekalah orang yang memperkenalkan 'dunia modern' ke masyarakat. Mereka mampu berbaur dengan warga setempat dengan baik lalu melaksanakan pengabdian masyarakat yang sebenar-benarnya. Di salah satu slide ditunjukkan ada bidan yang bahkan sampai menggerakkan masyarakat hingga dalam sanitasi dan memberi nilai tambah dengan pengolahan sampah. Padahal jika mereka 'hanya' melaksanakan tugasnya, mereka cukup duduk-diam-bekerja di puskesmas setempat. Faktanya bahkan ada yang sukses membuat masyarakat bersedia mengeluarkan dana untuk membeli ambulans.

Jika lo mau bersikap sinis dengan mengeluarkan statemen bahwa mereka begitu karena terpaksa dan kebetulan masyarakat sedang butuh, cobalah ke sebuah pedalaman, ubah kebiasaan mereka dari berobat ke dukun menjadi ke lembaga kesehatan resmi sambil mengurus keperluan keluargamu!

Belum lagi, kerja keras mereka berbuah lahir dan tumbuhnya generasi-generasi penerus. Tidak terhitung berapa banyak proses kelahiran yang sukses dengan bantuan bidan, mulai dari di tengah kota hingga pelosok pedesaan. Sayangnya, gue sebagai salah satu generasi penerus belum berusaha sekeras mereka. Jujur aja gue luarbiasa malu kalo denger ada yang menyombongkan diri atau minimal mengaku sebagai 'role model', 'iron stock', dan semacamnya, tapi tidak berusaha menghindari pembajakan software, film, dll. Ga ada apa-apanya Mas, dibanding ibu-ibu bidan yang diam-diam memajukan negara, yang secara tidak populer menjadi solusi permasalahan bangsa...

Itu baru bidan, belum lagi guru-guru di daerah, pemulung di sekitar kita, sopir angkot, bapak-bapak tukang parkir, PNS dan polisi yang jujur, serta berbagai profesi 'tidak menarik' lainnya yang memiliki jasa sangat besar. Anak-anak yang digadang-gadang untuk meneruskan cita-cita mereka malah menjadi tidak jelas aktivitasnya. Jangan nunjuk pemuda-pemudi alay dulu! Jangan arahkan pikiran lo ke orang lain! Lihat dirimu! Katanya galau mau nikah. Ckckck... Bisa jadi sejatinya kitalah sampah masyarakat. Muda, sehat, peluang banyak, kerjaannya malah main terus -_-

Keterangan:
 * = e; sengaja gue sensor biar ga ada orang yang nyari info tentang acara tersebut nyasar ke blog ga jelas ini
 
Zombie Twenty Fourolololol © 2010 | Designed by Trucks, in collaboration with MW3, Broadway Tickets, and Distubed Tour