Hi all,
Kali ini saya akan menulis sesuatu yang cukup serius: keseimbangan antara work dengan life.
Entah siapa yang dulu memisahkan work dengan life, yg jelas konsep work-life balance banyak dicari di berbagai institusi.
Yang saya tangkap, work life balance maksudnya adalah di luar kehidupan kerja seorang pegawai disarankan untuk memiliki kehidupan lain. Jadi ujungnya adalah sebuah simbiosis mutualisme. Pegawai mendapat happy life yang secara finansial didukung kehidupan kerja, sementara institusi memiliki pekerja yang produktif.
Satu hal yang menarik, saya sempat bertemu petinggi business unit di perusahaan tempat saya bekerja. Sebut saja HJ. Beliau bercerita bahwa dia harus support 24 jam setiap hari. Memang sih support yg dia berikan "hanya" berupa memberi arahan strategis melalui telepon atau email.
Kasihan guys. Lu lagi mengajari anak lu be'ol dengan benar tiba2 ada urgent call dari perusahaan. Kalo gak lu angkat, pelanggan bisa pergi sementara kalo diangkat kasihan anak lu yg lagi belajar be'ol bingung kapan dia bisa mulai bersuci. Bisa jadi anak lu kena ambeien dini demi kelangsungan hidup perusahaan lu.
Sampai di titik ini saya jadi paham kenapa orang tua generasi saya menginginkan anaknya jadi pegawai BUMN atau PNS. Mereka juga sudah membandingkan berbagai pola hidup dan melihat bahwa balance antara kerja dengan keluarga paling mudah diperoleh dengan menjadi pegawai.
ah mari kembali ke work life balance
Pernah saya ditegur di pabrik: "Mas, pulang mas. Malam mingguan. Ini lanjut besok saja gapapa"
"Waduh Bu, malam minggu saya gak ada bedanya antara kerja dan pulang. Sama-sama hampa. Mending besok seharian tidur. Toh besok gak ada yg ngajak main juga.", kurang lebih begitulah jawaban saya.
Lalu saya pun sedih sendiri.
Untung tiba-tiba ada WA dari kawan-kawan kosan24 yang sama-sama desperate. Hilanglah kesedihan sendiri itu. Kami pun akhirnya sedih berjamaah.
ah mari kembali ke work life balance
Sebagai pemuda yang menjunjung tinggi Pancasila, ada kalanya saya ingin mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Banyak sekali ide-ide pengabdian masyarakat yang muncul. Sayangnya ini menjadi wacana karena kelelahan akibat kerja dan ketiadaan tim. Padahal secara kalkulasi, saya masih memiliki waktu luang yang cukup. Mungkin ini akibat saya belum bisa mengatur work life balance. Masih bias antara work dengan life. Stamina banyak terkuras di tempat kerja.
Di benak saya, akan sama saja berkarya di bidang mana pun. Tanpa work life balance, impian-impian kita akan timpang. Jangan sampai di detik-detik terakhir hidup, penyesalan yang muncul adalah kurangnya kita bekerja keras atau karena kita bekerja terlalu keras.
Kurang Damai yang Belum Lulus
Hi Guys
Lama gak
ketemu. Sepertinya sudah banyak perubahan di antara kita.
…. Atau belum?
Jadi, beginilah
kabar kita secara singkat:
-
Habibot :
udah nikah
-
Yang
lain : belum nikah
Terlalu singkat?
Ah sudahlah.
Jadi begini
bro. Sore ini Walay meminta awak untuk menulis di sini lagi. Stress mau ujian
katanya. Kasihan L
Selama
hampir dua tahun awak di ranah industri yang bisa dibilang hi-tech, awak merasa
mata ini sedikit terbuka lebih lebar.
Banyak hal-hal jiangkrik yang awak kira cuma bahan candaan ternyata memang
nyata di dunia. Salah satunya: kekhawatiran
dan kecurigaan yang berlebihan.
Lu tau demo buruh yang sering ramai banget dan tuntutannya terdengar mengada-ada
kan? Nah mereka ga bisa disalahkan karena begitulah kondisinya. Mereka takut
muncul ketidakadilan dari pengusaha. Beberapa kali kejadian, pabrik yg gulung
tikar tidak sanggup membayar pesangon pegawai. Akhirnya petinggi pabrik
langsung kabur. Ribuan pegawai secara mendadak kehilangan lapangan pekerjaan.
Mendadak guys!
Bayangkan kalian sudah merencanakan mau membelikan anak kalian mainan di
gajian selanjutnya, memberikan hadiah kejutan ke istri dan orang tua, tiba-tiba rencana-rencana itu hangus. Mata anak kalian yg
berbinar-binar mendadak terhapus dari khayalan. Surat keterangan kerja pun
tidak kalian peroleh. Ah maaf, kalian belum punya anak L
Dari kejadian itu, muncullah rasa curiga dan khawatir yang menjadi-jadi
Dari sisi etika, banyak hal yang menjadi abu-abu. Ingat guys, korupsi bukan saja terjadi karena keinginan pelaku, tapi juga karena kelemahan pelaku. Lemah di sini bisa jadi dipaksa orang lain, lemah mental karena takut resiko yang sangat besar, dan tidak berani menghadapi kenyataan.
Sebenarnya
masih banyak lagi hal-hal jiangkrik yg lain. Yg awak ceritakan ini juga bukan cuma
dari tempat kerja awak. Dari cerita kawan-kawan juga J
Subscribe to:
Posts (Atom)