B: Mbi kalo mau duit miliaran lewat jual lovebird bisa gak ya?
N: masalahnya Bas, bentar lagi gw ujian tapi belum belajar
B: lovebird kayaknya gampang diternak, cepet gede juga
N: dosen wali gw malah ngajak ketemuan
B: tapi kalo mau pelihara love bird di sini, pak Bam gak ngizinin..
N: apa gw tanya King Muco aja ya? ah tapi kakek kan belum belajar juga Bas
(Dialog gak nyambung tapi mereka berdua selalu berdiskusi seperti itu dalam waktu cukup lama. Biasanya terjadi di kamar Babas, ketika Babas selesai kuliah pagi dan Nyambi baru mau mandi.)
Kata Orang
Anak I*B itu susah move on sama kampusnya. Banyak dari mereka itu orang yg aneh dan unik, jadi wajar saja kalau selalu kangen sesamanya.
Butuh Hiburan
We were young, we were foolish, we were awesome. Itulah hal yang ada di pikiran saat saya iseng melihat "on this day" facebook. Satu dari banyak ke-alay-an masa lalu yang muncul adalah postingan seorang teman yang mengabarkan adanya update di catatan kebahagian hidup anak negeri. Buku harian yang menyimpan sebagian cerita masa jaya kami, blog ini.
Iseng-iseng saya buka lagi blog yang sudah berdebu ini, membaca postingan demi postingan. Mulai dari cerita bodoh, curhatan galau, hingga paparan mimpi seorang anak bangsa di masa susah. Sangat menghibur, mungkin hanya buat saya pribadi dan orang-orang yang mengalami kisah yang tertulis. Terus membaca. Sampai pada tulisan bertajuk "Ditinggal Nikah" menjadi postingan terbaru. Tertanggal 19 Mei 2016. Tulisan kegalauan salah seorang dari kami tentang kenyataan pahit yang telah dialami beberapa zombie kosan dan kemungkinan masih akan dialami beberapa dari kami yang tersisa.
Satu hal yang ada di pikiran saya saat postingan-postingan itu berakhir adalah masih banyak kisah kami yang belum diceritakan. Masih banyak kejadian-kejadian awesome hingga cinta segitiga yang klasik yang belum sempat diceritakan. Sayang sekali. Jadilah saya berpikir ikut membuat tulisan juga setelah sekian lama hanya artis peratapan negeri tetangga yang masih update blog ini selang beberapa bulan sekali.
Okay sudah lah sentimentilnya. Meski kenyataanya sekarang sudah banyak yang mencar-mencar bahkan hingga ada yang sampai negeri kumpeni sana, kami masih sering kok berinteraksi di grup. Entah itu membahas game freaking nerd yang masih terus dimainkan. Jokes garing yang diikuti hinaan-hinaan dan apresiasi karena telah mencoba (nyindir sih maksudnya). Pembahasan kegalauan anak yang barusan ditinggal nikah. Penggaraman akan luka-luka lama. Investigasi-investigasi rahasia oknum tertentu yang tersembunyi. Yasudahlah, mungkin saya hanya lelah dan mencari pelarian sesaat dari kerjaan yang numpuk. Update lagi lah! Butuh hiburan nih!
Ditinggal Nikah
Gue tau ini klise
Kisah yang biasa terjadi di sejarah kehidupan manusia
This what makes zombie zombie
Seiring bertambahnya usia, makin banyak terdengar statement seperti ini
Bro gue sedih ditinggal nikah
Kasihan?
Jawablah pakai hati
Karena banyak pembaca yang jomblo, mungkin suasana hati lu akan menjawab seperti ini
So?
Sabar ya guys
10 pemuda yang digembar-gemborkan bung Karno bisa mengguncang dunia tentunya bukan pemuda yang putus asa.
Lu udah pernah dapet beasiswa super prestis di kampus ternama, kali ini giliran elu buat merelakan salah satu mimpi elu :*
Work-Life Balance
Hi all,
Kali ini saya akan menulis sesuatu yang cukup serius: keseimbangan antara work dengan life.
Entah siapa yang dulu memisahkan work dengan life, yg jelas konsep work-life balance banyak dicari di berbagai institusi.
Yang saya tangkap, work life balance maksudnya adalah di luar kehidupan kerja seorang pegawai disarankan untuk memiliki kehidupan lain. Jadi ujungnya adalah sebuah simbiosis mutualisme. Pegawai mendapat happy life yang secara finansial didukung kehidupan kerja, sementara institusi memiliki pekerja yang produktif.
Satu hal yang menarik, saya sempat bertemu petinggi business unit di perusahaan tempat saya bekerja. Sebut saja HJ. Beliau bercerita bahwa dia harus support 24 jam setiap hari. Memang sih support yg dia berikan "hanya" berupa memberi arahan strategis melalui telepon atau email.
Kasihan guys. Lu lagi mengajari anak lu be'ol dengan benar tiba2 ada urgent call dari perusahaan. Kalo gak lu angkat, pelanggan bisa pergi sementara kalo diangkat kasihan anak lu yg lagi belajar be'ol bingung kapan dia bisa mulai bersuci. Bisa jadi anak lu kena ambeien dini demi kelangsungan hidup perusahaan lu.
Sampai di titik ini saya jadi paham kenapa orang tua generasi saya menginginkan anaknya jadi pegawai BUMN atau PNS. Mereka juga sudah membandingkan berbagai pola hidup dan melihat bahwa balance antara kerja dengan keluarga paling mudah diperoleh dengan menjadi pegawai.
ah mari kembali ke work life balance
Pernah saya ditegur di pabrik: "Mas, pulang mas. Malam mingguan. Ini lanjut besok saja gapapa"
"Waduh Bu, malam minggu saya gak ada bedanya antara kerja dan pulang. Sama-sama hampa. Mending besok seharian tidur. Toh besok gak ada yg ngajak main juga.", kurang lebih begitulah jawaban saya.
Lalu saya pun sedih sendiri.
Untung tiba-tiba ada WA dari kawan-kawan kosan24 yang sama-sama desperate. Hilanglah kesedihan sendiri itu. Kami pun akhirnya sedih berjamaah.
ah mari kembali ke work life balance
Sebagai pemuda yang menjunjung tinggi Pancasila, ada kalanya saya ingin mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Banyak sekali ide-ide pengabdian masyarakat yang muncul. Sayangnya ini menjadi wacana karena kelelahan akibat kerja dan ketiadaan tim. Padahal secara kalkulasi, saya masih memiliki waktu luang yang cukup. Mungkin ini akibat saya belum bisa mengatur work life balance. Masih bias antara work dengan life. Stamina banyak terkuras di tempat kerja.
Di benak saya, akan sama saja berkarya di bidang mana pun. Tanpa work life balance, impian-impian kita akan timpang. Jangan sampai di detik-detik terakhir hidup, penyesalan yang muncul adalah kurangnya kita bekerja keras atau karena kita bekerja terlalu keras.
Kali ini saya akan menulis sesuatu yang cukup serius: keseimbangan antara work dengan life.
Entah siapa yang dulu memisahkan work dengan life, yg jelas konsep work-life balance banyak dicari di berbagai institusi.
Yang saya tangkap, work life balance maksudnya adalah di luar kehidupan kerja seorang pegawai disarankan untuk memiliki kehidupan lain. Jadi ujungnya adalah sebuah simbiosis mutualisme. Pegawai mendapat happy life yang secara finansial didukung kehidupan kerja, sementara institusi memiliki pekerja yang produktif.
Satu hal yang menarik, saya sempat bertemu petinggi business unit di perusahaan tempat saya bekerja. Sebut saja HJ. Beliau bercerita bahwa dia harus support 24 jam setiap hari. Memang sih support yg dia berikan "hanya" berupa memberi arahan strategis melalui telepon atau email.
Kasihan guys. Lu lagi mengajari anak lu be'ol dengan benar tiba2 ada urgent call dari perusahaan. Kalo gak lu angkat, pelanggan bisa pergi sementara kalo diangkat kasihan anak lu yg lagi belajar be'ol bingung kapan dia bisa mulai bersuci. Bisa jadi anak lu kena ambeien dini demi kelangsungan hidup perusahaan lu.
Sampai di titik ini saya jadi paham kenapa orang tua generasi saya menginginkan anaknya jadi pegawai BUMN atau PNS. Mereka juga sudah membandingkan berbagai pola hidup dan melihat bahwa balance antara kerja dengan keluarga paling mudah diperoleh dengan menjadi pegawai.
ah mari kembali ke work life balance
Pernah saya ditegur di pabrik: "Mas, pulang mas. Malam mingguan. Ini lanjut besok saja gapapa"
"Waduh Bu, malam minggu saya gak ada bedanya antara kerja dan pulang. Sama-sama hampa. Mending besok seharian tidur. Toh besok gak ada yg ngajak main juga.", kurang lebih begitulah jawaban saya.
Lalu saya pun sedih sendiri.
Untung tiba-tiba ada WA dari kawan-kawan kosan24 yang sama-sama desperate. Hilanglah kesedihan sendiri itu. Kami pun akhirnya sedih berjamaah.
ah mari kembali ke work life balance
Sebagai pemuda yang menjunjung tinggi Pancasila, ada kalanya saya ingin mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Banyak sekali ide-ide pengabdian masyarakat yang muncul. Sayangnya ini menjadi wacana karena kelelahan akibat kerja dan ketiadaan tim. Padahal secara kalkulasi, saya masih memiliki waktu luang yang cukup. Mungkin ini akibat saya belum bisa mengatur work life balance. Masih bias antara work dengan life. Stamina banyak terkuras di tempat kerja.
Di benak saya, akan sama saja berkarya di bidang mana pun. Tanpa work life balance, impian-impian kita akan timpang. Jangan sampai di detik-detik terakhir hidup, penyesalan yang muncul adalah kurangnya kita bekerja keras atau karena kita bekerja terlalu keras.
Kurang Damai yang Belum Lulus
Hi Guys
Lama gak
ketemu. Sepertinya sudah banyak perubahan di antara kita.
…. Atau belum?
Jadi, beginilah
kabar kita secara singkat:
-
Habibot :
udah nikah
-
Yang
lain : belum nikah
Terlalu singkat?
Ah sudahlah.
Jadi begini
bro. Sore ini Walay meminta awak untuk menulis di sini lagi. Stress mau ujian
katanya. Kasihan L
Selama
hampir dua tahun awak di ranah industri yang bisa dibilang hi-tech, awak merasa
mata ini sedikit terbuka lebih lebar.
Banyak hal-hal jiangkrik yang awak kira cuma bahan candaan ternyata memang
nyata di dunia. Salah satunya: kekhawatiran
dan kecurigaan yang berlebihan.
Lu tau demo buruh yang sering ramai banget dan tuntutannya terdengar mengada-ada
kan? Nah mereka ga bisa disalahkan karena begitulah kondisinya. Mereka takut
muncul ketidakadilan dari pengusaha. Beberapa kali kejadian, pabrik yg gulung
tikar tidak sanggup membayar pesangon pegawai. Akhirnya petinggi pabrik
langsung kabur. Ribuan pegawai secara mendadak kehilangan lapangan pekerjaan.
Mendadak guys!
Bayangkan kalian sudah merencanakan mau membelikan anak kalian mainan di
gajian selanjutnya, memberikan hadiah kejutan ke istri dan orang tua, tiba-tiba rencana-rencana itu hangus. Mata anak kalian yg
berbinar-binar mendadak terhapus dari khayalan. Surat keterangan kerja pun
tidak kalian peroleh. Ah maaf, kalian belum punya anak L
Dari kejadian itu, muncullah rasa curiga dan khawatir yang menjadi-jadi
Dari sisi etika, banyak hal yang menjadi abu-abu. Ingat guys, korupsi bukan saja terjadi karena keinginan pelaku, tapi juga karena kelemahan pelaku. Lemah di sini bisa jadi dipaksa orang lain, lemah mental karena takut resiko yang sangat besar, dan tidak berani menghadapi kenyataan.
Sebenarnya
masih banyak lagi hal-hal jiangkrik yg lain. Yg awak ceritakan ini juga bukan cuma
dari tempat kerja awak. Dari cerita kawan-kawan juga J
Subscribe to:
Posts (Atom)